Catatan Denny JA: Menemukan Jalan Karier Sejati
- Penulis : Arseto
- Selasa, 13 Mei 2025 08:02 WIB

Menyambut Aplikasi Knowing Myself+Healing LSI Denny JA (8)
ORBITINDONESIA.COM - Pada suatu sore musim semi tahun 1958, di sebuah kafe kecil berlantai kayu di Cambridge, Massachusetts. Seorang pria muda bernama Edgar Schein duduk termenung.
Cangkir kopinya telah dingin. Tapi pikirannya bergolak.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Mengenali Tipe Personality, Perjalanan Pulang Menuju Diri
Di sekelilingnya, para mahasiswa muda mendiskusikan masa depan:
seorang bermimpi menjadi dokter, yang lain pengacara, profesor, pebisnis.
Namun di balik semangat itu, Schein menangkap sesuatu yang lebih sunyi:
Baca Juga: Catatan Denny JA: Paus Baru di Era Artificial Intelligence
keraguan yang menetes di sela ambisi, kegamangan yang bersembunyi di balik tawa.
“Mengapa sebagian orang, meski sukses, tampak kosong?
Mengapa yang lain, meski sederhana, justru bercahaya dari dalam?” katanya berpikir.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Memahami Kecenderungan Politik dari Dalam Diri
Pertanyaan itu, lahir dari kegelisahan pribadi dan kepekaan sosial. Itu
menuntun Edgar Schein —
menjadi pelopor psikologi organisasi dunia. Ia menggali sesuatu yang revolusioner:
Baca Juga: Catatan Denny JA: Bill Gates Versus Elon Musk, Dua Jalan Peradaban
Career Anchor — Jangkar Karier. (1)
Sebuah gagasan tentang kekuatan tak kasat mata,
yang diam-diam menuntun arah hidup manusia.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Mereka Menemukan Cinta dan Menikah dalam Komunitas Puisi Esai
-000-
Berkali-kali pikiran saya kembali kepada sosok Edgar Schein. Ia menjadi ilham saat kami, tim LSI Denny JA, merancang aplikasi KnowingMySelf+Healing, termasuk di dalamnya tes untuk mengetahui panggilan hidup seseorang dalam berkarir.
Aplikasi ini menghadirkan tes itu, bersama 14 instrumen psikologi yang telah dikembangkan secara ilmiah. Ia diperkuat pula dengan teknologi kecerdasan buatan, dan tersedia dalam 28 bahasa.
Karena real time, online, siapa pun, di mana pun berada, bisa menjelajahi kedalaman dirinya sendiri—cukup dari layar kecil di genggaman tangan.
Pada dekade 1950–an hingga 1960–an, dunia psikologi berdiri di persimpangan. Di satu sisi, behaviorisme mengukur manusia melalui perilaku lahiriah.
Di sisi lain, psikoanalisis Freud mencoba mengurai lapisan-lapisan gelap bawah sadar.
Namun di antara dua kutub itu,
terbentang satu wilayah yang hampir tak terjamah.
Bagaimana manusia, dalam denyut hidupnya, memilih jalan karier?
Edgar Schein, profesor muda di MIT Sloan School of Management, melangkah ke wilayah ini.
Ia bertanya kepada batin manusia itu sendiri:
“Apakah kita bekerja hanya demi uang, status, atau ada sesuatu yang lebih sunyi — lebih sejati — di dasar jiwa kita?”
Melalui proyek riset longitudinal terhadap mahasiswa MBA MIT,
Schein menemukan jawaban.
Banyak orang memilih karier gemilang dalam mata publik,
namun kehilangan makna dalam hati mereka sendiri.
Pada tahun 1978, dari serpihan pencarian itu,
lahirlah konsep Career Anchor.
Setiap individu memiliki jangkar batinnya sendiri.
Ini sebuah pusat nilai yang stabil,
yang menuntun pilihan karier sejati sepanjang hidup.
-000-
Dalam mengembangkan Career Anchor, Schein tidak membuat teori kering.
Ia mendekatinya seperti penyair: mendengarkan bisikan terdalam manusia.
Bertahun-tahun ia mewawancarai, mengamati, menyaring pengalaman hidup.
Akhirnya ia mengidentifikasi delapan jenis jangkar:
1. Technical/Functional Competence:
Dorongan untuk menjadi ahli sejati dalam bidang tertentu.
2. General Managerial Competence:
Gairah untuk memimpin dan mengelola di tingkat luas.
3. Autonomy/Independence:
Kerinduan akan kebebasan dan kemandirian dalam bekerja.
4. Security/Stability:
Kebutuhan akan kehidupan yang aman, stabil, terprediksi.
5. Entrepreneurial Creativity:
Hasrat untuk mencipta, berinovasi, bertaruh atas visi sendiri.
6. Service/Dedication to a Cause:
Panggilan jiwa untuk berbakti kepada sesuatu yang lebih besar dari diri sendiri.
7. Pure Challenge:
Cinta pada tantangan semata, tanpa peduli hadiah atau pujian.
8. Lifestyle:
Mengutamakan keseimbangan antara karier, keluarga, dan kehidupan batin.
Setiap manusia, sadar atau tidak,
memiliki satu jangkar utama yang memandu arah karier dan rasa puas dalam hidupnya.
Schein mengembangkan kuesioner reflektif untuk membantu orang menemukannya.
Ini bukan untuk menghakimi,
tetapi untuk mengajak mereka mendengar kembali nyanyian jiwa sendiri.
-000-
Seiring zaman berputar,
Career Anchor melintasi batasan akademis dan menjadi kompas batin di dunia modern.
• Globalisasi menguji kesetiaan kita pada jangkar karir itu saat melintasi negara, budaya, dan norma yang beragam.
• Teknologi dan Gig Economy menguji keteguhan jangkar tersebut di tengah dunia yang cair dan serba cepat.
• Mindfulness dan Psikologi Positif mempertegas bahwa keberhasilan sejati adalah selarasnya dunia luar dengan dunia dalam.
Hari ini, Career Anchor bukan lagi sekadar teori.
Ia telah menjadi peta batin, digunakan oleh perusahaan global, konsultan karier, kampus-kampus, hingga terintegrasi dalam aplikasi digital.
Salah satunya adalah aplikasi KnowingMyself+Healing dari LSI Denny JA,
yang merancang Career Anchor sebagai bagian penting dari refleksi diri modern.
Ia memadukan ilmu psikologi klasik dengan kekuatan teknologi hari ini.
-000-
Imajinasikan hal ini akan terjadi. Di Yogyakarta, kota budaya yang berpendar antara tradisi dan modernitas,
hidup seorang wanita muda bernama Maya diam-diam retak.
Sejak kecil ia bermimpi menjadi pengacara sukses.
Ia menempuh semua jalur: kuliah di universitas bergengsi, bekerja di firma hukum elite Jakarta, menerima gaji besar dan status bergengsi.
Namun di dalam dirinya,
seperti ada ruang kosong yang makin melebar setiap hari.
Setiap malam ia menangis dalam diam.
Setiap pagi, tubuhnya terasa berat, seakan memberontak terhadap kehidupannya sendiri.
Dalam keputusasaan itu,
Maya menemukan aplikasi KnowingMyself+Healing dari LSI Denny JA.
Dengan ragu, ia mulai mengisi serangkaian tes psikologi,
termasuk Career Anchor Assessment.
Hasilnya menggetarkan hatinya:
jangkar sejatinya adalah Service/Dedication to a Cause. Itu bukan profesi dalam rangka
kekuasaan, bukan prestise.
Maya terdiam lama malam itu,
menyadari bahwa selama ini ia mengejar mimpi orang lain, bukan mimpinya sendiri.
Tiga bulan kemudian, ia mengambil keputusan berani:
mengundurkan diri dari firma hukum dan bergabung dengan sebuah LSM kecil di Yogyakarta.
Hatinya berbunga justru ketika
memperjuangkan hak-hak perempuan korban kekerasan.
Hari ini, Maya hidup lebih sederhana.
Namun wajahnya bersinar damai.
Setiap pagi ia bangun dengan semangat, bukan keterpaksaan.
“Saya kehilangan gelar bergengsi,” katanya,
“tetapi saya menemukan kembali jiwaku.”
Semua itu bermula dari satu keberanian kecil:
berani bercermin pada batin sendiri, melalui tes jangkar karir.
-000-
Di dunia yang gemerlap oleh pencapaian eksternal,
mudah sekali kita tersesat dalam kejaran semu.
Career Anchor mengajarkan kearifan kuno:
kemenangan sejati bukanlah seberapa tinggi kita mendaki,
tetapi seberapa benar kita memilih gunungnya.
Tanpa mengenali jangkar batin,
kita hanyalah kapal megah tanpa arah,
terombang-ambing dalam badai ekspektasi.
Menemukan jangkar karier adalah tindakan spiritual:
• Mengupas topeng-topeng sosial.
• Menemukan keheningan di tengah riuh dunia.
• Berani setia pada suara batin, meski sunyi.
Di era algoritma dan gemuruh informasi,
mereka yang mengenal jangkar jiwanya akan tetap tenang, tetap utuh, tetap hidup.
Setiap kita adalah pelaut.
Karier adalah lautan luas: kadang tenang, kadang mengamuk.
Banyak kapal megah karam bukan karena badai,
melainkan karena kehilangan arah.
Suatu hari, seperti Maya
kita mungkin bertanya: “Untuk apa aku bekerja? Untuk siapa aku berjuang?”
Dan jika kita telah menemukan jangkar karir itu, kita akan menjawab dengan bisikan damai:
“Aku tidak sekadar bekerja untuk hidup.
Aku bekerja untuk menemukan makna yang lebih sejati, yang sesuai dengan sidik batinku sendiri.”***
Jakarta, 13 Mei 2025
CATATAN
(1) Edgar Schein dan Lahirnya Career Anchor:
Schein, Edgar H. Career Anchors: Discovering Your Real Values. Jossey-Bass Pfeiffer, 1990.
• Link: https://onlinelibrary.wiley.com/doi/book/10.1002/9781119202248
BusinessBalls.com: Edgar Schein’s Career Anchors
Penerapan gagasan Edgar Schein dalam pengembangan karier pribadi maupun organisasi.
-000-
Ratusan esai Denny JA soal filsafat hidup, political economy, sastra, agama dan spiritualitas, politik demokrasi, sejarah, positive psychology, catatan perjalanan, review buku, film dan lagu, bisa dilihat di FaceBook Denny JA’s World
https://www.facebook.com/share/p/1Ah1HDhdsp/?mibextid=wwXIfr