Kepemimpinan Transformatif ala Dedi Mulyadi
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Kamis, 01 Mei 2025 12:55 WIB

Dalam konteks Indonesia yang kompleks, kepemimpinan seperti ini sangat relevan. Ia menunjukkan bahwa kedekatan emosional lebih penting daripada sekadar kedekatan geografis.
Transformasi sosial yang dibangun Dedi terjadi lewat interaksi mikro. Ia menjadikan setiap pertemuan sebagai peluang untuk mengubah pola pikir dan memperkuat solidaritas.
Banyak orang menganggap gaya Dedi sebagai panggung politik. Tapi jika diperhatikan, konsistensinya sudah dibangun sejak lama—jauh sebelum media sosial memviralkan kegiatannya.
Baca Juga: Pilkada Jawa Barat, Survei Indikator Politik: Ridwan Kamil Dibuntuti Dedi Mulyadi
Ia tidak membagi bantuan sambil berorasi. Ia datang, mendengarkan, dan mengeksekusi dengan cepat. Seringkali tanpa kamera, karena baginya kemanusiaan bukanlah pertunjukan.
Jika ditanya apa yang membuat Dedi berbeda, jawabannya sederhana: ketulusan. Ia tidak menjual janji, tapi mempraktikkan nilai-nilai pemimpin sejati.
Dalam situasi bangsa yang kerap diliputi sinisme terhadap pejabat publik, kehadiran pemimpin seperti Dedi menjadi oase harapan. Bahwa masih ada pemimpin yang mau “berkeringat” bersama rakyat.
Baca Juga: Pilkada Jawa Barat: Dedi Mulyadi Katakan KIM Tetap Solid Dukung Dirinya sebagai Bakal Calon Gubernur
Kepemimpinan transformatif bukan tentang membangun karisma instan. Tapi tentang konsistensi, keberanian menyuarakan suara terbawah, dan kemampuan memanusiakan manusia.
Dedi Mulyadi, dengan segala kesederhanaannya, telah mengajarkan satu hal: bahwa kepemimpinan adalah panggilan nurani, bukan sekadar posisi dan jabatan.
Kita butuh lebih banyak pemimpin seperti dia—yang tidak sekadar hadir saat kampanye, tapi tetap setia membersamai rakyat bahkan ketika sorotan kamera telah padam.
Baca Juga: Pilkada Jawa Barat 2024: Puluhan Warga Batak Sampaikan Dukungan Kepada Dedi Mulyadi
*Gunawan Trihantoro, Ketua Satupena Blora dan Sekretaris FKEAI Jawa Tengah. ***