Opini Paulus Laratmase: Blok Masela, Harapan yang Tak Lagi Terapung
- Penulis : Krista Riyanto
- Selasa, 15 April 2025 09:24 WIB

ORBITINDONESIA.COM - Ketegangan pengembangan Blok Masela mengenai posisi kilang LNG, dibangun di darat atau skema floating (terapung), sudah berlalu. Pemerintah memutuskan lokasinya di darat.
Kalau sekarang ditanya, "Ada Apa Dengan Masela?"
Masyarakat Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku, dengan semangat menjawab, "Ada harapan, pekerjaan, dan kesejahteraan."
Baca Juga: Catatan Denny JA: Menuju Perang Dingin 2.0, dan Kekalahan Amerika Serikat?
Tiga kata; harapan, pekerjaan dan kesejahteraan itulah sekarang seperti nyata di depan mata, terutama bagi masyarakat Pulau Nustual, Pulau Masela, Pulau Babar dan pulau-pulau kecil di sekitar Pulau Yamdena di Laut Arafura, setelah hari Rabu 9 April 2025 diluncurkan desain teknis OLNG Masela di Jakarta.
Proyek lapangan gas abadi, Blok Masela, yang diperkirakan membutuhkan biaya sampai 20,9 miliar dolar AS setara Rp355 triliun (asumsi kurs Rp17.000 per dlar AS) ini ditargetkan bisa beroperasi pada 2029.
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Djoko Siswanto kepada media menegaskan kembali komitmen SKK Migas untuk mempercepat proyek ini menuju target utama on stream (beroperasi) pada tahun 2029.
Baca Juga: Catatan Denny JA: Titiek Puspa dan Hidup yang Jenaka
Djoko mengatakan peluncuran desain teknis OLNG Masela bisa mempererat kolaborasi antara Inpex dengan mitranya yakni Pertamina dan Petronas dalam mendorong progres pengembangan Blok Masela.
"Keputusan akhir investasi (Final Investment Decision/ FID) proyek ini ditargetkan dilakukan pada tahun depan," tambahnya.
President and CEO Inpex Corporation mendorong progres proyek Masela agar bisa meningkatkan ketahanan dan keberlanjutan energi di Indonesia.
Baca Juga: Catatan Denny JA: 10 Pesan Spiritual yang Universal Masuk Kampus
"Hari ini, dengan bangga kami umumkan dimulainya Inisiasi FEED Onshore LNG untuk Proyek LNG Abadi," ujar Takayuki Ueda.