Presiden Zelenskyy: Negara Lain Dapat Terlibat Memantau Implementasi Kesepakatan Ukraina
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Rabu, 26 Maret 2025 12:16 WIB

ORBITINDONESIA.COM - Amerika Serikat dan Ukraina telah sepakat bahwa negara lain dapat turut serta dalam pemantauan dan pengawasan implementasi kesepakatan terkait Ukraina, kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada Selasa, 25 Maret 2025.
Sebelumnya pada hari yang sama, putaran baru negosiasi antara AS dan Ukraina berlangsung di Riyadh.
Setelah perundingan, Menteri Pertahanan Ukraina Rustem Umerov mengungkapkan bahwa kedua pihak telah sepakat untuk melarang serangan terhadap infrastruktur energi Rusia dan Ukraina.
Baca Juga: AS: Presiden Ukraina Zelenskyy Setuju Gencatan Senjata Terbatas pada Sasaran Lokasi Energi
Ia juga memastikan adanya kesepakatan untuk menjamin keamanan navigasi di Laut Hitam. Gedung Putih menyatakan bahwa dalam pertemuan di Riyadh, kedua belah pihak sepakat untuk meniadakan penggunaan kekuatan terhadap kapal-kapal komersial di Laut Hitam.
"Poin ketiga dalam kesepakatan antara Ukraina dan AS adalah pengawasan dan pemantauan. Kami telah sepakat dengan pihak Amerika bahwa memungkinkan untuk melibatkan negara ketiga selain AS. Ini bukan hal buruk, misalnya, kami dapat mengundang pihak dari Eropa atau Turki untuk memantau situasi di laut," kata Zelenskyy dalam konferensi pers usai perundingan di Riyadh..
"Mungkin juga pihak dari Timur Tengah untuk mengawasi sektor energi. Ini adalah masalah teknis, tetapi poin ketiga dalam kesepakatan ini menegaskan bahwa pengawasan dan pemantauan sangat penting, serta bisa melibatkan pihak lain," ujar Zelenskyy menambahkan.
Baca Juga: Presiden Ukraina Zelenskyy Menolak Bahas Potensi AS Miliki PLTN Zaporizhzhia
Namun Presiden Ukraina itu meyakini bahwa tenaga ahli dari AS dan Eropa sudah cukup untuk melakukan pemantauan.
"Ada beberapa kendala teknis. Proses ini tidak bisa dilakukan dalam sekejap, tetapi secara teknologi, AS memiliki kemampuan tinggi untuk memantau berbagai hal, baik di laut maupun di udara," tambahnya.
Pada 25 Maret, Kremlin merilis pernyataan terkait hasil pertemuan antara delegasi Rusia dan AS di Riyadh.
Baca Juga: China Bantah Akan Kerahkan Pasukan Penjaga Perdamaian ke Ukraina
Dalam pernyataan tersebut, disebutkan bahwa berdasarkan kesepakatan antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden AS Donald Trump, kedua belah pihak setuju untuk melaksanakan inisiatif Laut Hitam.