DECEMBER 9, 2022
Internasional

AS dan Ukraina Sepakat Pastikan Keamanan Navigasi di Laut Hitam

image
Ilustrasi armada Laut Hitam Rusia (Foto: The Moscow Times)

ORBITINDONESIA.COM - AS dan Ukraina sepakat untuk memastikan navigasi yang aman di Laut Hitam, kata Gedung Putih pada Selasa, 25 Maret 2025.

"Amerika Serikat dan Ukraina telah sepakat untuk memastikan navigasi yang aman, menghilangkan penggunaan kekuatan, dan mencegah penggunaan kapal komersial untuk tujuan militer di Laut Hitam," menurut pernyataan tersebut.

Pernyataan itu muncul setelah delegasi dari AS dan Ukraina mengadakan pembicaraan di Arab Saudi pada 23 -25 Maret.

Baca Juga: AS: Presiden Ukraina Zelenskyy Setuju Gencatan Senjata Terbatas pada Sasaran Lokasi Energi

Kedua negara sepakat bahwa AS tetap berkomitmen untuk membantu mencapai pertukaran tawanan perang, pembebasan tahanan sipil, dan pemulangan anak-anak Ukraina yang dipindahkan secara paksa.

AS dan Ukraina akan terus berupaya untuk mencapai perdamaian yang "tahan lama dan langgeng", katanya.

Mereka juga sepakat untuk mengembangkan langkah-langkah untuk melaksanakan perjanjian Presiden AS Donald Trump dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, untuk melarang serangan terhadap fasilitas energi Rusia dan Ukraina, menurut Gedung Putih.

Baca Juga: Presiden Ukraina Zelenskyy Menolak Bahas Potensi AS Miliki PLTN Zaporizhzhia

"Amerika Serikat dan Ukraina menyambut baik jasa baik negara ketiga dengan tujuan untuk mendukung pelaksanaan perjanjian energi dan maritim," tambahnya.

Menegaskan bahwa pembunuhan di kedua pihak dalam konflik Rusia-Ukraina harus dihentikan, Gedung Putih mengatakan AS akan terus memfasilitasi negosiasi untuk mencapai resolusi damai sesuai dengan kesepakatan di Riyadh.

Secara terpisah, Menteri Pertahanan Ukraina Rustem Umerov, yang merupakan bagian dari delegasi Kiev, mengonfirmasi poin-poin kesepakatan tersebut dalam sebuah pernyataan di Facebook.

Baca Juga: China Bantah Akan Kerahkan Pasukan Penjaga Perdamaian ke Ukraina

Namun, dia mencatat bahwa Kiev akan menganggap pergerakan kapal militer Rusia di bagian timur Laut Hitam sebagai pelanggaran kesepakatan dan "ancaman terhadap keamanan nasional Ukraina."

"Dalam hal ini, Ukraina akan memiliki hak penuh untuk menggunakan hak membela diri," kata Umerov, seraya menambahkan bahwa sangat penting untuk mengadakan konsultasi teknis tambahan sesegera mungkin guna menyetujui nuansa kesepakatan yang tersisa untuk melaksanakannya secara efektif.***

Halaman:

Berita Terkait