DECEMBER 9, 2022
Teknologi

PM Li Qiang: China Akan Serius Danai Industri AI dan Teknologi 6G

image
Perdana Menteri China Li Qiang menyampaikan laporan kerja pemerintah Tiongkok dalam pembukaan Sidang Kongres Rakyat Nasional China (NPC) di Balai Agung Rakyat, Beijing, China pada Rabu, 5 Maret 2024 (ANTARA/Desca Lidya Natalia)

ORBITINDONESIA.COM - Pemerintah China menyebut negara itu akan serius membangun mekanisme pendanaan teknologi masa depan baik untuk kecerdasan buatan atau akal imitasi (AI), maupun industri berbasis 6G.

"Kami akan membangun mekanisme untuk meningkatkan pendanaan bagi industri masa depan dan membina industri seperti biomanufaktur, teknologi kuantum, AI dan teknologi 6G. Kami akan memajukan uji coba untuk pengembangan terpadu manufaktur canggih dan layanan modern untuk mempercepat manufaktur berorientasi layanan," kata Perdana Menteri China Li Qiang dalam pembukaan Sidang Kongres Rakyat Nasional China (NPC) di Balai Agung Rakyat, Beijing, Rabu, 5 Maret 2025.

Sidang NPC adalah bagian dari rangkaian sidang parlemen "Dua Sesi" selama 4-11 Maret 2025, yang bertujuan untuk mengkaji laporan kerja pemerintah pusat 2024 dan menetapkan rencana kerja pemerintah China pada 2025.

Baca Juga: China Komentari Debat Panas Trump-Vance-Zelenskyy tentang Solusi Perang di Ukraina

Untuk mendorong pengembangan industri teknologi dan persaingan yang sehat, pemerintah China disebut akan mengalokasikan anggaran belanja pemerintah pusat hingga 398,119 miliar yuan (sekitar Rp903 triliun) atau meningkat 10 persen untuk pengeluaran sains dan teknologi. Dana tersebut akan lebih diutamakan untuk penelitian murni, penelitian murni terapan dan teknologi ilmiah strategis.

"Kami akan merilis pedoman untuk mempercepat pengembangan industri masa depan dan mendukung daerah dengan fondasi industri yang kuat dan konsentrasi sumber daya inovasi dalam menciptakan zona rintisan industri tersebut," ungkap PM Li.

China juga akan terus meningkatkan pasokan faktor-faktor pendukung industri AI seperti kapasitas komputasi dan data serta mengembangkan sistem model "open source".

Baca Juga: Kemlu China Sebut Jamin Perlindungan Hak Kelompok Uighur yang Dipulangkan dari Thailand

China akan melanjutkan inisiatif AI Plus dan membangun basis nasional untuk pengujian skala percontohan aplikasi industri AI berdasarkan wilayah dan kategori tertentu.

Pemerintah juga akan mengembangkan terminal cerdas generasi baru seperti kendaraan energi baru yang terhubung ke ponsel dan komputer AI, serta robot cerdas. Sistem kebijakan pengembangan akan menggabungkan keharusan keamanan data dan etika ke dalam penelitian dan pengembangan teknologi AI.

Secara khusus, pemerintah pusat akan mengalokasikan 11,878 miliar yuan (sekitar Rp26,9 triliun) dana khusus untuk mendukung pengembangan berkualitas tinggi dari sektor manufaktur utama. Masih ada obligasi khusus jangka panjang dengan total 200 miliar yuan (sekitar Rp454 triliun) yang akan diterbitkan untuk peningkatan infrastruktur teknologi.

Baca Juga: PM Li Qiang: China Targetkan Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen pada 2025

Pemerintah China juga bertekad untuk mempercepat digitalisasi manufaktur, membina sejumlah penyedia layanan dengan keahlian industri dan pengetahuan digital, dan memperkuat dukungan untuk transformasi digital UKM.

Di bawah inisiatif AI Plus yang diinisiasi sejak 2017, pemerintah China berupaya menggabungkan teknologi digital secara efektif dengan kekuatan manufaktur dan pasar dalam negeri.

"Porsi pengeluaran untuk sains dan teknologi yang lebih besar akan dialokasikan untuk penelitian murni, dan mekanisme investasi akan disempurnakan untuk mencakup dukungan berbasis persaingan dan pendanaan yang stabil," ungkap PM Li.***

Halaman:

Berita Terkait