DECEMBER 9, 2022
Kolom

Mewaspadai Jurnalisme Oplosan

image
Ilustrasi jurnalisme (Foto: Istimewa)

Desas desus disampaikan, dengan awal kata, “patut diduga” - “terkait dengan kasus....” - “dihubungkan dengan... ” semata mata untuk menghindari tanggung jawab reporter, jurnalis, presenter, MC, moderator, dengan cara menyatakan sesuatu secara tidak langsung. Mendorong pihak yang menerima mengambil kesimpulan. Lalu pembawa berita menyebut : “Anda, lho, yang menyimpulkan!?”

Ujung dari jurnalisme oplosan adalah membangun image negatif kepada target - sesuai pesan pihak sponsor di belakang layar - dalam kemasan kritik dan berujung tuduhan, penghakiman - tanpa pengadilan.

Jurnalisme insinuasi sengaja dimasukkan sebagai bagian dari kebebasan berekspresi dan berpendapat. Tapi manipulatif, dan tanpa rasa bersalah para pembawa acara temu wicara menyebutnya: “Opini yang berkembang di publik saat ini...”

Baca Juga: Jurnalis Jahat dari Media Arus Utama

Jurnalisme oplosan sangat merugikan karena sengaja dibuat untuk menyesatkan publik, merusak kepercayaan, merusak reputasi seseorang, dan pada ujungnya untuk memicu keresahan, demo, kerusuhan, bahkan konflik horizontal . 

(Oleh Supriyanto Martosuwito)***

Halaman:

Berita Terkait