Pesawat Presiden Ukraina Zelenskyy Mendarat di Inggris Setelah Berselisih Sengit dengan Trump
- Penulis : M. Ulil Albab
- Minggu, 02 Maret 2025 09:30 WIB

ORBITINDONESIA.COM - Pesawat yang membawa Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mendarat di Inggris pada Sabtu, 1 Maret 2025, menurut laporan media Inggris.
Sky News melaporkan bahwa pesawat tersebut tiba di Bandara Stansted setelah konfrontasi dramatis antara Zelenskyy dan Presiden AS Donald Trump di Gedung Putih yang disaksikan oleh media global pada Jumat malam, 28 Februari 2025.
Perdana Menteri Inggris Keir Starmer dijadwalkan bertemu dengan Zelenskyy di Downing Street pada Sabtu sore, menurut pernyataan juru bicara yang dikutip Sky News.
Baca Juga: Elon Musk: Presiden Ukraina Zelenskyy Harus Gelar Pemilu untuk Buktikan Diri Bukan Diktator
Pada Minggu, 2 Maret 2025, Starmer akan menjadi tuan rumah pertemuan para pemimpin Eropa di Downing Street untuk membahas strategi pengawasan terhadap potensi perjanjian damai di Ukraina, menurut laporan media.
Starmer meyakini bahwa kesepakatan semacam itu harus melibatkan AS. Namun, harapan untuk mencapai kesepakatan bersama antara negara-negara Eropa dan AS mengenai masa depan Ukraina terganggu oleh ketegangan antara Trump dan Zelenskyy.
Kunjungan itu terjadi setelah perdebatan sengit antara Zelenskyy, Trump, dan Wakil Presiden AS JD Vance.
Perdebatan yang berlangsung sekitar 10 menit itu bersifat sangat tidak diplomatis, dengan Zelenskyy berusaha membela kebijakannya dalam menangani konflik yang telah berlangsung lebih dari tiga tahun dengan Rusia.
Zelenskyy meninggalkan Gedung Putih setelah perselisihan tersebut. Upacara penandatanganan kesepakatan mineral strategis serta konferensi pers yang direncanakan pun dibatalkan.
Dalam pernyataan pada Sabtu, Starmer mengatakan bahwa ia akan mengadakan pertemuan tingkat tinggi para pemimpin di London pada Minggu, dan ia menantikan kehadiran Menteri Luar Negeri Turki, Hakan Fidan, dalam pertemuan tersebut.
Fidan diperkirakan akan bertukar pandangan mengenai aspek-aspek utama perang Rusia-Ukraina, termasuk inisiatif negosiasi terbaru yang diusulkan Trump.
Selain itu, ia akan memaparkan potensi kontribusi Turki dalam proses tersebut serta menegaskan komitmennya terhadap perdamaian yang adil dan berkelanjutan, serta dukungan bagi integritas teritorial, kedaulatan, dan kemerdekaan Ukraina.
Fidan juga diperkirakan akan menegaskan kesiapan Ankara untuk terus berperan sebagai mediator, seperti yang telah dilakukan dalam negosiasi langsung antara Rusia dan Ukraina pada Maret 2022.***