China Temukan Virus Corona Kelelawar yang Berisiko Menular ke Manusia, Mirip Virus COVID-19
- Penulis : Dody Bayu Prasetyo
- Sabtu, 22 Februari 2025 04:00 WIB

ORBITINDONESIA.COM - Tim ilmuwan China dalam studi terbaru menemukan virus corona kelelawar baru yang berisiko menular dari hewan ke manusia karena menggunakan reseptor manusia yang sama seperti virus COVID-19, lapor sebuah harian Hong Kong pada Kamis, 20 Februari 2025.
Studi yang dilakukan Laboratorium Guangzhou bersama Akademi Saints Guangzhou, Universitas Wuhan dan dan Institut Virologi Wuhan tersebut diterbitkan dalam jurnal ilmiah Cell pada Selasa, South China Morning Post melaporkan.
Dalam laporan media China tersebut dijelaskan bahwa virus corona yang baru ditemukan itu menggunakan reseptor manusia seperti pada virus COVID-19 dan SARS yaitu enzim pengubah angiotensin manusia (ACE2).
Baca Juga: Dokter Tjatur Kuat Sagoro: Beberapa Hal Patut Diwaspadai Ketika Virus HMPV Menulari Anak-anak
Virus tersebut, yang juga disebut HKU5-CoV-2, adalah turunan baru virus corona HKU5 yang ditemukan pada kelelawar pipistrelle Jepang di Hong Kong.
Uji lab mengungkapkan bahwa virus tersebut dapat menginfeksi sel manusia dan dan jaringan paru-paru dan usus yang dibudidayakan di laboratorium.
Virus itu juga dapat mengikat reseptor ACE2 pada manusia, kelelawar, dan hewan lainnya, sehingga meningkatkan kemungkinan penularan lintas spesies.
Baca Juga: Australia Temukan Virus Ensefalitis Jepang di Dua Peternakan Babi, Queensland
Namun, para peneliti menekankan bahwa meskipun HKU5-CoV-2 memiliki kemampuan pengikatan yang lebih kuat daripada strain aslinya dengan rentang inang yang lebih luas, strain ini jauh lebih lemah daripada SARS-CoV-2, virus penyebab COVID-19, dengan risiko penularan luas antar manusia yang rendah.
China sebelumnya menolak “teori yang didukung CIA” bahwa pandemi COVID-19 berasal dari kebocoran laboratorium yang tidak disengaja di Wuhan, dan bukan penularan alami di pasar tradisional.
Kasus pertama virus COVID-19 dilaporkan di Wuhan, China bagian tengah, pada Desember 2019. Virus tersebut kemudian menyebar ke seluruh dunia, menyebabkan karantina wilayah nasional dan menyebabkan hampir tujuh juta kematian.***