DECEMBER 9, 2022
Internasional

Menlu Sergey Lavrov: Rusia dan AS Sepakat Selesaikan Masalah Misi Diplomatik

image
Menlu Rusia Sergey Lavrov (Foto: PassBlue)

ORBITINDONESIA.COM - Rusia dan Amerika Serikat telah sepakat untuk menyelesaikan persoalan terkait misi diplomatik mereka "sekali untuk selamanya," kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov pada Selasa, 18 Februari 2025.

Berbicara setelah pertemuan di ibu kota Arab Saudi, Riyadh, Sergey Lavrov menyebut pembicaraan dengan perwakilan AS sebagai “sangat bermanfaat,” dan menekankan bahwa kedua pihak mulai “mendengarkan dan memahami satu sama lain.”

Sergey Lavrov menyatakan, Moskow dan Washington berkomitmen untuk segera menunjuk duta besar di masing-masing ibu kota serta bekerja menuju penghapusan hambatan yang mengganggu operasional kedutaan mereka.

Baca Juga: Rusia dan AS Akan Gelar Pembicaraan tentang Ukraina di Riyadh, Arab Saudi pada Selasa

Perundingan bilateral yang bertujuan menormalkan hubungan diplomatik ini juga membahas upaya mengakhiri perang di Ukraina, pemulihan konsultasi mengenai tantangan geopolitik, serta penghapusan hambatan terhadap kerja sama ekonomi.

Menurut Lavrov, kedua negara akan berupaya menciptakan kondisi bagi pemulihan penuh kerja sama.

Lavrov mengonfirmasi bahwa AS akan segera mengumumkan perwakilannya dalam pembicaraan terkait konflik Ukraina, diikuti oleh Rusia yang akan menunjuk wakilnya sesegera mungkin.

Baca Juga: Delegasi AS dan Rusia Mulai Perundingan Perang Ukraina di Riyadh, Arab Saudi

Meski ada beberapa kesepahaman antara Rusia dan AS, Lavrov menegaskan bahwa hal itu tidak berarti kedua negara memiliki pandangan yang selaras.

Menanggapi laporan tentang dugaan rencana perdamaian Ukraina yang terdiri dari tiga poin, Lavrov mengatakan bahwa pejabat AS membantah klaim tersebut sebagai berita bohong.

Ia juga menyampaikan kepada AS bahwa keanggotaan Ukraina di NATO akan menjadi ancaman langsung bagi Moskow.

Baca Juga: Menlu AS Marco Rubio: Rusia Tak Terpisahkan dalam Upaya Akhiri Konflik Ukraina

Lavrov mengungkapkan bahwa Washington mengusulkan moratorium serangan terhadap infrastruktur energi di Rusia dan Ukraina, tetapi Moskow menolak gagasan tersebut.

Halaman:

Berita Terkait