DECEMBER 9, 2022
Internasional

Sekjen NATO Mark Rutte Tegaskan Perlu Perkuat Ukraina Sebelum Pembicaraan Damai

image
Sekjen NATO Mark Rutte (Foto: ANTARA)

ORBITINDONESIA.COM - Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), Mark Rutte pada Kamis, 13 Februari 2025 kembali menegaskan perlunya memperkuat Ukraina sebelum pembicaraan damai dimulai.

"Yang jelas, kami harus memastikan Ukraina berada dalam posisi sebaik mungkin saat pembicaraan dimulai, dan memastikan bahwa ketika pembicaraan berakhir, hasilnya bersifat langgeng dan berkelanjutan," kata Mark Rutte dalam konferensi pers bersama Menteri Pertahanan Ukraina, Rustem Umerov, di Brussels.

"Kami harus terus memberikan dukungan militer," tambah Mark Rutte.

Baca Juga: Presiden Ukraina Zelenskyy Siap Bertemu Putin untuk Akhiri Perang Ukraina - Rusia

Rutte juga mengungkapkan bahwa sebuah "struktur bersama antara Ukraina dan NATO" akan mulai beroperasi pekan depan di Polandia untuk memastikan kedua pihak dapat "mengumpulkan semua pelajaran dan wawasan dari apa yang telah dilakukan di Ukraina."

Sementara itu, Umerov menegaskan bahwa negaranya akan terus berjuang. "Kami kuat, kami mampu, kami siap, dan kami akan memberikan hasil," ujarnya, seraya mengucapkan terima kasih kepada negara-negara NATO atas dukungannya.

Menurut Umerov, fokus utama Ukraina saat ini adalah "bantuan keamanan."

Baca Juga: Dubes Vasyl Hamianin: Ukraina Ingin Hubungan Bilateral dengan Indonesia Berkembang dalam Damai

Ia menambahkan, "Amerika Serikat bersama kami, terus memberikan bantuan keamanan, NATO mengambil alih bantuan keamanan dan pelatihan kami… Kami berterima kasih kepada NATO dan kepemimpinannya."

Presiden AS, Donald Trump, setelah berbicara melalui telepon dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengatakan bahwa mereka sepakat untuk segera memulai negosiasi guna mengakhiri perang tiga tahun di Ukraina.

Trump juga mengadakan pembicaraan dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy.

Baca Juga: Presiden Donald Trump Sebut Isu Keanggotaan Ukraina di NATO Tidak Praktis

Pembicaraan ini berlangsung setelah Menteri Pertahanan AS, Pete Hegseth, menyatakan bahwa mengembalikan Ukraina ke perbatasan sebelum tahun 2014, ketika Rusia mencaplok Krimea, tidak realistis, serta menegaskan bahwa AS tidak melihat keanggotaan NATO bagi Kiev sebagai bagian dari solusi.

Halaman:

Berita Terkait