Hashim Djojohadikusumo: JETP Program Gagal Karena Pemerintah AS Tak Mau Kucurkan Satu Dolar pun
- Penulis : Mila Karmila
- Sabtu, 01 Februari 2025 07:17 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Utusan Presiden Bidang Iklim dan Energi Hashim Sujono Djojohadikusumo menyatakan, Just Energy Transition Partnership atau JETP merupakan program yang gagal, sebab tidak ada satu dolar AS pun yang dikucurkan oleh pemerintah Amerika Serikat.
“JETP itu gagal, program gagal. Dua tahun berjalan, tetapi tidak satu dolar pun dikucurkan oleh pemerintah Amerika Serikat untuk JETP. Banyak omon-omon ternyata,” ucap Hashim dalam acara bertajuk “ESG Sustainable Forum 2025”, dipantau secara daring dari Jakarta, Jumat, 31 Januari 2025.
JETP merupakan kemitraan global untuk mempercepat transisi energi yang adil. JETP bertujuan untuk mengurangi dampak perubahan iklim dan mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
Baca Juga: Hashim Djojohadikusumo: Qatar dan Abu Dhabi Akan Bantu 7 Juta Unit Perumahan untuk Indonesia
Dengan keluarnya Amerika Serikat dari Perjanjian Iklim Paris atau Paris Agreement, Hashim meyakini bahwa hibah dari Amerika Serikat melalui JETP pun akan dihapus oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
“Jadi, saya kira, jangan berharap deh (pembiayaan) 20 miliar dolar AS,” ucap Hashim.
ANTARA sudah mencoba untuk menghubungi JETP Indonesia terkait pernyataan Hashim. Akan tetapi, hingga berita ini diterbitkan, JETP Indonesia belum memberi respons.
Baca Juga: Hashim: Prabowo Putuskan Bangun Tanggul Laut Raksasa Sepanjang 700 km dari Banten Sampai Jawa Timur
JETP Indonesia adalah komitmen pendanaan senilai 20 miliar dolar AS (sekitar Rp301 triliun) untuk program transisi energi di Indonesia yang disepakati saat sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Bali pada November 2022.
Pendanaan JETP terjalin antara Indonesia dengan negara-negara maju yang tergabung dalam International Partners Group (IPG), yang mulanya dipimpin oleh Amerika Serikat dan Jepang dan beranggotakan Denmark, Inggris, Italia, Jerman, Kanada, Norway, Prancis dan Uni Eropa.
Komitmen tersebut bahkan bertambah mencapai 21,6 miliar dolar AS, di mana 11,6 miliar dolar AS bersumber dari dana publik negara-negara IPG, sedangkan 10 miliar dolar AS akan berasal dari bank-bank internasional yang bergabung dalam Glasgow Financial Alliance for Net Zero (GFANZ) working group.***