DECEMBER 9, 2022
Kolom

DeepSeek AI China Guncang AS: Saham Anjlok, Investor Panik, Dominasi Teknologi Tinggi Terancam

image
Ilustrasi DeepSeek (Foto: The Decoder)

Menyadari ancaman serius yang ditimbulkan oleh DeepSeek, pemerintah AS mulai mengambil langkah-langkah drastis untuk melindungi industri AI domestik. Salah satu langkah pertama adalah menerapkan sanksi terhadap DeepSeek dan perusahaan-perusahaan teknologi China lainnya, dengan alasan keamanan nasional.

AS juga meningkatkan pendanaan untuk penelitian dan pengembangan AI, serta memperkuat kolaborasi antara sektor swasta dan militer. Namun, langkah-langkah ini dianggap terlalu lambat oleh banyak analis, yang berpendapat bahwa AS telah kehilangan momentum dalam perlombaan AI global. Beberapa bahkan memprediksi bahwa dominasi China dalam bidang AI sudah tidak bisa dihindari.

Pergeseran Kekuatan Teknologi

Baca Juga: Pembuat ChatGPT OpenAI Bersama Microsoft Dituntut tentang Penggunaan Data Tanpa Izin

Keberhasilan DeepSeek tidak hanya mengguncang pasar AS, tetapi juga mengubah peta kekuatan teknologi global. Banyak negara yang sebelumnya bergantung pada teknologi AS mulai mempertimbangkan untuk beralih ke produk-produk China, yang dianggap lebih maju dan kompetitif.

Hal ini menciptakan dilema besar bagi sekutu-sekutu AS, yang harus memilih antara tetap setia pada aliansi tradisional mereka atau mengadopsi teknologi China untuk menjaga kepentingan nasional. Pergeseran ini juga memicu ketegangan geopolitik yang semakin intens, dengan AS dan China saling bersaing untuk mendapatkan pengaruh di kawasan-kawasan strategis seperti Asia Tenggara, Timur Tengah, dan Afrika.

Masa Depan AI: Kolaborasi atau Konflik?

Baca Juga: Buat Penggemar Kecerdasan Buatan: Google Luncurkan Gemini, Chatbot AI Pengganti Bard

Meskipun persaingan antara AS dan China dalam bidang AI semakin memanas, banyak yang berharap bahwa kedua negara akan menemukan cara untuk berkolaborasi dalam menghadapi tantangan global. AI memiliki potensi besar untuk mengatasi masalah-masalah seperti perubahan iklim, pandemi, dan kemiskinan, tetapi hal ini hanya bisa dicapai jika kedua kekuatan besar ini mau bekerja sama.

Namun, dengan ketegangan yang semakin meningkat, skenario kolaborasi tampaknya semakin sulit diwujudkan. Banyak yang khawatir bahwa persaingan ini akan berujung pada konflik terbuka, baik dalam bentuk perang siber maupun konflik militer yang melibatkan sistem senjata otonom.

Babak Baru dalam Perang AI

Baca Juga: Wali Kota Makassar Ramdhan Pomanto Belajar Penggunaan AI Chat GPT Saat Hadiri WCS 2024 di Singapura

Kejadian ini menandai babak baru dalam "Perang AI" antara AS dan China, dengan DeepSeek sebagai simbol kebangkitan China yang semakin sulit dibendung. Anjloknya saham perusahaan-perusahaan AI AS mencerminkan ketakutan investor terhadap masa depan industri AI Amerika, sementara dominasi DeepSeek semakin memperkuat posisi China sebagai pemimpin global dalam bidang teknologi.

Halaman:

Berita Terkait