Kok Kijang Innova 2.0 Berkapasitas Mesin 2.000 cc Boleh Isi Pertalite? Pertamina Ceroboh!
- Penulis : Dody Bayu Prasetyo
- Minggu, 26 Januari 2025 14:34 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Pada Sabtu siang, 25 Januari 2025, saya kebetulan mau mengisi bensin Pertalite di sebuah SPBU di Depok II Tengah, Jawa Barat. Saya buka HP, menyiapkan barcode untuk isi Pertalite sesuai aturan PT Pertamina Patra Niaga. Antrenya tidak panjang.
Saya agak heran melihat sebuah Toyota Kijang Innova 2.0 ikut antre Pertalite di depan saya. Karena setahu saya, yang boleh mengisi Pertalite hanyalah mobil berkapasitas mesin maksimal 1.400 cc. Sedangkan Kijang Innova 2.0 berkapasitas mesin hampir 2.000 cc.
Apakah dia salah masuk antre? Saya lihat, si mbak petugas SPBU berbicara dengan si pengemudi Innova 2.0. Saya menduga si mbak sedang memberitahu si pengemudi bahwa mobilnya yang bermesin 2.000 cc tak boleh mengisi Pertalite.
Baca Juga: Terkuak Alasan Presiden Joko Widodo Menaikkan Harga BBM Pertalite
Tetapi ternyata saya keliru. Si mbak petugas SPBU kemudian membuka tangki Innova di depan saya dan mengisikan Pertalite. Transaksi berlangsung biasa dan kemudian Innova itu pun pergi sesudah mengisi Pertalite. Saya bengong.
Ketika kemudian giliran saya mengisi bensin, sambil menunjukkan barcode, saya tanya si mbak petugas SPBU: “Mbak, mobil Innova yang tadi kan kapasitas mesinnya 2.000 cc. Kok boleh isi Pertalite?”
“Saya cuma petugas pelaksana, pak. Kalau si pengemudi memang punya barcode, saya nggak bisa menolak,” jawab si mbak.
“Tetapi apa nomor polisi mobil itu sama dengan di barcode?” Saya masih penasaran. Mungkin saja si mbak tidak teliti, barcode itu diperuntukkan untuk mobil lain yang memang kapasitas mesinnya di bawah 1.400 cc, tetapi dimanfaatkan untuk mengisi Pertalite di mobil bermesin 2.000 cc.
“Nomor polisinya cocok kok. Memang diperuntukkan untuk mobil itu,” tegas si mbak.
“Lho, kok bisa. Gimana dia bisa dapat barcode Pertalite untuk mobil itu?” Saya makin penasaran.
Baca Juga: Kenapa BBM Pertalite Dihapus, Simak Alasan Lengkap dari Pertamina Ternyata Diganti Ini
“Kenyataannya memang bisa, Pak. Bahkan pernah ada mobil Toyota Fortuner punya barcode buat isi Pertalite. Ada juga mobil nomor polisi Sampit punya barcode. Saya juga nggak ngerti, kok bisa mereka dapat barcode,” tutur si mbak lebih lanjut, menceritakan pengalamannya dengan mobil-mobil lain.
Ini betul-betul nggak benar! Setahu saya, Toyota Fortuner berbahan bakar bensin berkapasitas mesin 2.700 cc. Mesin Fortuner bahkan jauh lebih besar daripada Innova 2.0 yang tadi.
Saya menyimpulkan, entah apa yang terjadi dalam proses perolehan barcode Pertalite, yang jelas ini adalah kecerobohan Pertamina.
Baca Juga: Polisi Ungkap Cara Pelaku dalam Kasus Bensin Pertalite Campur Air di SPBU Bekasi yang Sempat Viral
Padahal pemakaian barcode atau QR code untuk kendaraan yang boleh menggunakan bensin Pertalite adalah bagian dari program Subsidi Tepat oleh PT Pertamina Patra Niaga.
Penggunaan barcode ini bertujuan untuk memastikan bahwa bahan bakar subsidi Pertalite diberikan kepada penerima yang berhak, sehingga menghindari penyalahgunaan subsidi oleh pihak yang tidak berhak.
Aturan ini bertujuan untuk memastikan bahwa BBM subsidi digunakan oleh kendaraan yang lebih membutuhkan bantuan ini.
Baca Juga: Agus Cahyono Adi: Pemerintah Pastikan Harga Pertalite dan Solar Tidak Naik pada Juli 2024
Kendaraan-kendaraan dengan kapasitas mesin yang lebih besar umumnya diharapkan untuk menggunakan BBM non-subsidi seperti Pertamax. Tetapi ternyata aturan itu dalam praktiknya banyak dilanggar.
*Satrio Arismunandar, pensiunan Trans TV dan penulis, warga Depok II Tengah, Jawa Barat.***