DECEMBER 9, 2022
Humaniora

Siswa SMAN 2 Taruna Bhayangkara, Jawa Timur Raih Medali Emas Kejuaraan Internasional

image
Empat siswa SMAN 2 Taruna Bhayangkara Jawa Timur yang meraih medali emas pada kejuaraan 3rd Global Youth Invention and Innovation Fair (GYIIF) 2025. (ANTARA/HO-Dinas Pendidikan Jatim)

ORBITINDONESIA.COM - Empat siswa SMAN 2 Taruna Bhayangkara Jawa Timur meraih medali emas pada kejuaraan 3rd Global Youth Invention and Innovation Fair (GYIIF) 2025 beberapa waktu lalu.

Di ajang bergengsi internasional yang diikuti 11 negara ini, para siswa asal Jawa Timur, Felix, Maulana Cornelius Rolando, Ghani Anargya, Mehaga Qhusni, Nadya Putri berhasil meraih medali emas di kategori Life Science.

Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, Aries Agung Paewai di Surabaya, Jumat, 17 Januari 2025,mengucapkan selamat atas prestasi siswa. Meski sekolah berbasis ketarunaan, tekad siswa untuk berprestasi di bidang akademik patut diapresiasi.

Baca Juga: Tiga Siswa Indonesia Raih Medali Perak Dalam Olimpiade Biologi Internasional di Astana Kazakhstan

Aries menyebut prestasi yang diukir siswa ini sebagai awal dari pencanangan tahun inovasi pendidikan yang digagas di tahun 2025. Melalui program ini, sekolah akan berlomba-lomba dalam mencetuskan inovasi untuk kemajuan pendidikan.

"Alhamdulillah, prestasi siswa kita terus diukir. Semangat sekolah dalam memfasilitasi para siswanya untuk berkompetisi juga semakin tinggi. Kita berharap iklim prestasi ini terus meningkat di sepanjang tahun 2025," ujar Aries.

Aries mengatakan munculnya inovasi-inovasi baru dari kalangan pelajar akan sangat membantu persoalan yang ada di masyarakat. Tak hanya itu, dari hasil inovasi siswa juga akan terbiasa berpikir kritis dengan kondisi di lingkungan.

Baca Juga: Kisah Satria Gilang Qhomarudin, Siswa Kelas 3 SMAN Negeri 101 Jakarta yang Ingin Mendunia Lewat Pramuka

"Ide-ide inovatif sangat dibutuhkan untuk mengatasi persoalan yang terjadi di masyarakat. Salah satunya dengan inovasi dari kulit dan bongkol nanas ini rupanya bisa dimanfaatkan jadi eco-enzym untuk membunuh jentik-jentik nyamuk. Pembuatannya pun sederhana, masyarakat bisa mencoba. Nah, ini jadi salah satu solusi penanganan nyamuk aedes aegypti," ujarnya.

Saat ini, tambah Aries, Dindik juga menggagas Student Achievement Center (SAC). Program ini meningkatkan prestasi dan kualitas pendidikan di Jatim. Di masing-masing sekolah program ini juga didirikan sebagai pusat pemantapan dan penyiapan siswa berprestasi.

Sementara itu, pembimbing tim siswa SMAN 2 Taruna Bhayangkara, Eva Roliyah Hartini menjelaskan penelitian siswanya tersebut terkait pemanfaatan kulit dan bonggol nanas dengan judul Larvex (Larvae Extermination With Eco-enzyme, An Innovative Eco-enzyme Solution Made From Pineapple Peel and Core Waste (Ananas comosus (L) Merr) As Extermination Agent For The Aedes aegypti Larvae).

Baca Juga: Lima Pelajar Banyuwangi Sabet Medali di Ajang Olimpiade Sains dan Matematika Tingkat Asia

Guru mata pelajaran Kimia ini juga menjelaskan penelitian inovasi ini dilakukan di laboratorium kimia milik sekolah selama enam bulan.

"Inovasi kami ditujukan untuk membasmi larva nyamuk aedes aegypti sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran kasus demam berdarah di Indonesia," katanya.

Inovasi ini, lanjut dia, dengan membuat eco-enzyme yang berbahan dasar kulit dan bonggol nanas.

Baca Juga: SMAN 1 Payung Bangka Selatan Luncurkan Tiga Buku Karya Pelajar dan Guru di Hari Ulang Tahun ke-21 

Dipilihnya kulit dan bonggol nanas ini karena mengandung enzim bromelain yang dapat digunakan sebagai biolarvasida dengan dosis paling ideal untuk digunakan adalah 10mL/100mL air.

Ia menyebut biolarvasida yang dibuat akan disemprotkan di tempat yang diabaikan oleh masyarakat, seperti pot bunga atau bak mandi, serta tempat-tempat tersembunyi lainnya.

Untuk membuat eco-enzym, dibutuhkan gula Jawa, kulit nanas dan bonggol nanas serta air dengan perbandingan 1:3:10. Difermentasi di wadah tertutup selama tiga bulan. Kemudian, panen eco-enzym dengan disaring dan bisa dipakai.

Baca Juga: SMAN 1 Payung Jadi Sekolah dengan Pangan Jajanan Anak Usia Sekolah Aman Terbaik di Bangka Belitung

"Cara ini bisa dibuat sendiri oleh masyarakat luas dan ampuh. Karena kita sudah mencobakan ke kolam yang berisi ikan cupang dan ini aman bagi ikan," papar dia.

Diakui Eva, keberhasilan inovasi siswanya tidak lepas dari usaha dan kerja keras dari semua pihak, baik peserta didik, pembina, maupun pihak sekolah. Melalui ajang ini, Eva berharap akan ada regenerasi dalam kompetisi serupa yang dapat membanggakan sekolah, utamanya dalam hal akademik.***

Halaman:

Berita Terkait