Mozambik Lantik Daniel Chapo sebagai Presiden Baru di Tengah Kekerasan Berdarah Pasca Pemilu
- Penulis : M. Imron Fauzi
- Kamis, 16 Januari 2025 01:50 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Daniel Chapo dari partai Frelimo yang berkuasa di Mozambik dilantik sebagai presiden kelima negara itu pada Rabu, 15 Januari 2025, setelah protes berdarah berbulan-bulan yang merenggut sekitar 300 nyawa dan membuat ratusan orang lainnya mengungsi.
Jalan-jalan di ibu kota Maputo tampak sepi dengan toko-toko yang tutup sebagai bentuk protes atau takut akan kekerasan saat Daniel Chapo memulai masa jabatan lima tahunnya.
Protes telah melanda negara di Afrika Tenggara itu sejak 21 Oktober 2024 ketika badan pemilihan negara mengumumkan Daniel Chapo sebagai pemenang pemilihan pada 9 Oktober 2024, hasil yang diperdebatkan dengan sengit oleh oposisi, yang menyebutnya direkayasa secara brutal.
Baca Juga: Afrika Selatan Akan Serahkan Bukti Forensik Genosida oleh Israel di Gaza ke Mahkamah Internasional
Lucia Ribeiro, ketua Dewan Konstitusional negara itu, mengambil sumpah jabatan Chapo, yang sebelumnya merupakan gubernur provinsi Inhambane. Pada 23 Desember 2024, dewan tersebut memvalidasi hasil pemilihan presiden.
Chapo, mantan penyiar dan pengacara berusia 48 tahun, sebelumnya tidak pernah menduduki posisi pemerintah sebelum kemenangannya dalam pemilihan presiden.
Partai-partai oposisi terkemuka, yaitu Gerakan Perlawanan Nasional Mozambik dan Gerakan Demokratik Mozambik, keduanya memboikot upacara pelantikan.
Baca Juga: 56 Orang Meninggal Dalam Bentrok Antarpendukung Sepak Bola di Guinea Afrika
Chapo diumumkan sebagai pemenang dengan 65 persen dari total suara, diikuti oleh rival utamanya Venancio Mondlane yang hanya memperoleh 20 persen suara, menurut dewan tersebut.
Parlemen baru yang beranggotakan 250 anggota dilantik pada Senin, ketika setidaknya enam orang tewas dalam protes yang diduga oleh polisi.
Mondlane sebelumnya telah menyerukan pemogokan nasional beberapa hari menjelang pelantikan dan mengancam akan menghambat pemerintahan baru dengan demonstrasi harian.
Baca Juga: Para Pemimpin Afrika Serukan Perdamaian dan Persatuan Saat Hari Natal
Mondlane, yang menyerukan protes saat berada di pengasingan di Afrika Selatan, kembali ke negara itu minggu lalu dan bersumpah untuk mengangkat dirinya sebagai presiden. Dokumen perjalanannya telah disita, menurut pengacaranya.