Potret Langkah Persahabatan Sejati: BJ Habibie dan Lim Keng Kie
- Penulis : Abriyanto
- Senin, 09 Desember 2024 00:23 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Lim Keng Kie, seorang intelektual Indonesia sebenarnya ikut merintis dunia penerbangan bersama BJ Habibie. Sayangnya Lim Keng Kie harus terusir dari negerinya sendiri, dan Habibie kehilangan dia untuk selamanya.
Lim Keng Kie, sejatinya sahabat Habibie saat sama-sama sekolah di sebuah SMA di Bandung, Jawa Barat. Persahabatan berlanjut saat kuliah di Institut Teknologi Bandung (dulu masih Universitas Indonesia). Lim Keng Kie yang kemudian berganti nama menjadi Kim Leheru usianya lebih tua dari Habibie.
Lim Keng Kie yang asli Sunda karena logat bahasa Sunda-nya sangat kental, juga yang memicu Habibie kelak untuk belajar ke sebuah universitas bergengsi di Jerman, RWTH-Aachen. Karena Lim Keng Kie inilah, Habibie terbang ke Jerman dengan biaya sendiri karena gagal mendapat beasiswa
Baca Juga: Hasil BRI Liga 1: PSM Makassar Dibikin Keok Persik Kediri di Stadion Gelora BJ Habibie
Kisah persahabatan Habibie dan Lim Keng Kie terjalin sampai di Jerman. Lim Keng Kie yang asli Kuningan, Jawa Barat ini, juga menjadi tempat curhat ketika Habibie muda gundah-gulana. Kim yang tenang dan kalem membuat Habibie merasa nyaman.
Dalam buku Rudy, Kisah Muda yang Visioner (Bentang, 2015) diceritakan, Lim Keng Kie juga seolah menjadi 'penasihat' Habibie. Sikapnya yang keras kepala dan merasa paling benar menjadi penghalang Habibie beroleh teman selama di Jerman.
Dan, Lim Keng Kie tidak bosan-bosannya mengingatkan Habibie untuk menekan emosinya dan lebih bersabar. Kata-kata yang membuat Lim Keng Kie tidak nyaman adalah kebiasaan Habibie menuding orang 'bodoh' di depan mukanya. Menurut Lim Keng Kie pernyataan itu membuat malu orang yang ditudingnya.
Baca Juga: 20 Fakta Krisis Moneter yang Pernah Terjadi di Indonesia, Ekonomi Era Habibie hingga Megawati Mandek
Yang menarik, Lim Keng Kie juga ternyata bukan hanya penasihat spiritual Habibie tetapi juga penyelamatnya di saat sedang lapar. Beberapa kali, Lim Keng Kie memberikan bantuan dan pinjaman uang ketika kiriman dari Tanah Air tersendat.
Suatu hari, Lim Keng Kie bertemu Habibie dan mengajaknya untuk makan di sebuah restoran. Seperti biasa, Habibie selalu menolaknya.
"Aku puasa Senin-Kamis," kata Habibie.
Baca Juga: Surya Paloh: NasDem Yakin Ilham Habibie Mumpuni untuk Memimpin Jawa Barat
"Ah, sekarang kan hari Rabu," jawab Lim Keng Kie.
Padahal sebenarnya hanya akal-akalan Habibie karena nggak punya uang untuk bayar makan di restoran.
Lim Keng Kie anak miskin tetapi karena mendapat beasiswa dari pemerintah masih bisa hidup sederhana di luar negeri. Sementara, Habibie dengan biaya sendiri tergantung kiriman biaya dari keluarga di Bandung.
Baca Juga: BREAKING NEWS: Tanri Abeng, Pengusaha dan Mantan Menteri Era Soeharto dan Habibie Meninggal Dunia
Begitupun sesaat Habibie terkena radang usus buntu yang membutuhkan biaya operasi, dibantulah oleh kawan kawan Cina di Aachen, dan dirawatinya hingga sembuh.
Lim Keng Kie lulus paling duluan dari RWTH-Aachen dan kelak menjadi pendiri Fakultas Teknik Penerbangan di ITB. Sayangnya, Lim Keng Kie tak bisa melanjutkan pengabdiannya di Indonesia.
Masalahnya di politik ketika itu, Lim Keng Kie harus terusir dari negeri yang dicintainya. Ini lantaran Lim Keng Kie mengajar di Universitas Trisakti. Kampus yang saat itu didanai Badan Permusyawaratan Kewarganegaraan Indonesia (Baperki). Baperki ini dituduh Orde Baru sebagai sayap organisasi yang berafiliasi dengan Partai Komunis Indonesia.
Sekuel inilah yang mungkin paling disesali Habibie. Dia tidak bisa menyelamatkan Lim Keng Kie, sahabat sejatinya. Habibie yang saat itu sudah bekerja di Jerman dan tengah mengambil doktor dihubungi Lim Keng Kie. Sahabatnya itu meminta bantuan Habibie untuk mendapat pekerjaan di Jerman, lantaran keselamatannya terancam di dalam negerinya sendiri.
Situasi yang dialaminya diceritakan kepada Habibie, termasuk soal koleganya di ITB, Mas Kamaludin, yang sudah ditangkap pemerintah Orba dan dibuang ke Pulau Buru.
Habibie sudah mendapatkan dua kontak di Jerman untuk Lim Keng Kie, salah satunya di tempat perusahaan Habibie bekerja. Tapi surat persetujuan untuk Lim Keng Kie dicoret pihak ITB, dan itulah masa yang paling gelap dan menyedihkan.
Lim Keng Kie untuk menyelamatkan diri dan keluarga, akhirnya memilih berimigrasi ke Amerika Serikat.
Kelak, ketika Habibie dilantik menjadi Presiden Indonesia ke-3, menggantikan Soeharto, orang pertama yang diundang secara resmi ke Istana Kepresidenan adalah Lim Keng Kie bersama istrinya, Hilda.
Habibie beberapa kali membujuk Lim Keng Kie untuk pulang ke Indonesia. Bukan sekedar teman lawas, namun disaatnya membutuhkan tokoh dalam pembangungan Indonesia maju.
Baca Juga: BRIN Kembali Anugerahi Habibie Prize 2024 pada Lima Ilmuwan yang Beri Dampak Nyata Bagi Masyarakat
Lantaran tercemar pernah mengajar di kampus yang di cap komunis, Lim Keng Kie menolaknya, karena khawatir mengabuti kecemerlangan Habibie.
Persahabatan sejati sehidup mereka, keharuman anak bangsa kita.
(Oleh Fero Marhaento, WA Grup Konco Lawas) ***