Pekan Warisan Budaya Takbenda Ditutup, Irini Dewi Wanti: Panduan Generasi Muda Lestarikan Budaya
- Penulis : Abriyanto
- Jumat, 29 November 2024 05:41 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Direktur Perlindungan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Kebudayaan Irini Dewi Wanti menyebut Pekan Warisan Budaya Takbenda (WBTb) atau Intangible Cultural Heritage (ICH) Festival 2024 menjadi panduan generasi muda melestarikan warisan budaya Nusantara.
"Kita ingin generasi muda kita semua memahami ada warisan budaya yang memang kita miliki yang harus kita lestarikan secara bersama-sama," ujar Irini Dewi Wanti saat penutupan ICH Festival 2024 di Museum Benteng Vredeburg, Kota Yogyakarta, Kamis 28 November 2024 malam.
Melalui ICH Festival 2024 yang dihelat sejak 23 November di Museum Benteng Vredeburg, Kota Yogyakarta, kementerian berupaya mengenalkan 13 WBTb yang telah diinskripsi UNESCO.
Baca Juga: Menteri Kebudayaan Fadli Zon Upayakan Pemulangan Manuskrip Keraton Yogyakarta dari Inggris
Belasan warisan budaya yang dikenalkan tersebut adalah wayang, keris, batik, pendidikan dan pelatihan batik, angklung, tari Saman, tas Noken, 3 genre tari Bali, kapal pinisi, tradisi pencak silat, pantun, gamelan, dan jamu.
Menurut Irini, generasi muda menjadi sasaran utama karena mereka adalah aset bangsa yang yang kelak diharapkan akan menjaga warisan budaya Indonesia.
Selain itu, peran mereka dalam mengembangkan dan melestarikan 13 WBTb tersebut amat penting untuk mendukung laporan postif secara berkala Pemerintah Indonesia ke UNESCO.
Baca Juga: Para Jurnalis Romania Bersemangat Akan Memberitakan tentang Ragam Budaya dan Tradisi Indonesia
Ketua Tim Kerja Indonesia ICH Festival 2024 Yusmawati berharap Yogyakarta sebagai lokasi pertama ICH Festival dapat menjadi contoh kolaborasi pemerintah pusat dan daerah dalam melestarikan dan mengembangkan warisan budaya di provinsi-provinsin lain.
Selain menyajikan pertunjukan budaya dan pameran, ICH Festival 2024 juga menggelar seminar serta lokakarya dengan melibatkan pegiat budaya, akademisi, pelajar, hingga komunitas internasional.
"Yogyakarta memang kota budaya, di sinilah kita tegakkan.” ***