Santri Ponpes Persis Rancabango Babak Belur Dianiaya 16 Temannya, Orangtua Tidak Terima
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Senin, 12 September 2022 23:08 WIB
Menurut Neneng, tak lama kemudian anaknya langsung dihajar oleh santri yang jumlahnya sekitar 16 orang. Di antara mereka ada yang mengajar korban dengan tangan kosong juga dengan menggunakan sapu.
"Tak hanya itu, ada juga yang menendang putra saya bahkan yang menyiramnya dengan air comberan. Akibatnya, anak saya mengalami benjol-benjol di kepala, luka dan lebam di beberapa bagian tubuh, hingga gendang telinga sebelah kiri pecah," katanya.
Baca Juga: Kenaikan Harga BBM, Sandiaga Uno Sebut Tiga Kebijakan
Pihaknya, ujar Neneng baru mengetahui kondisi anaknya keesokan siangnya. Kebetulan saat itu jadwal mereka menjenguk AH dan mereka sangat kaget begitu melihat kondisi AH serta mendengar pengakuannya.
Warga RT 01 RW 03, Kelurahan Nanggewer Kaler, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor ini menyampaikan, pihaknya baru melaporkan peristiwa tersebut pada Minggu (11/9/2022). Laporan tersebut dilakukan di Polres Garut dengan nomor laporan polisi LP/B/439/IX/2022/SPKT/RES GRT/POLDA JBR.
Sejak peristiwa itu, tambahnya, anaknya tak lagi mondok di pesantren dan lebih sering pulang ke rumah mereka yang ada di wilayah Rancabango. Namun lagi-lagi ada sikap janggal dari pihak pesantren yang memberikan ancaman akan mengeluarkan anaknya karena dinilai tidak disiplin.
Baca Juga: Profil Lengkap Gubernur Papua Lukas Enembe yang Terjerat Kasus Gratifikasi Rp1 Miliar oleh KPK
"Sikap pesantren seperti ini tentu sangat disesalkan karena bukannya mencari solusi untuk menyelesaikan permasalahan tapi malah seolah menekan anak saya yang sudah menjadi korban penganiayaan. Makanya kami pada akhirnya memutuskan untuk melaporkannya ke polisi dengan harapan kasus ini diselesaikan secara hukum," ucap Neneng.*** (Pikiran-Rakyat.com/Aep Hendy)