DECEMBER 9, 2022
Internasional

Naim Qassem: Hizbullah Siap Berunding dengan AS untuk Hentikan Agresi Israel di Lebanon

image
Sekretaris Jenderal Hizbullah Naim Qassem (Foto: ANTARA)

ORBITINDONESIA.COM - Sekretaris Jenderal Hizbullah Naim Qassem pada Rabu, 20 November 2024, menyatakan bahwa kelompok tersebut telah memberikan tanggapan atas usulan Amerika Serikat untuk menghentikan agresi Israel di Lebanon.

Naim Qassem menegaskan bahwa kesepakatan bergantung pada tanggapan Israel dan keseriusan kepala otoritas pemerintahan rezim Zionis itu, Benjamin Netanyahu.

Dalam pidato televisi, Naim Qassem menyoroti pertahanan Hizbullah di medan perang, mengatakan kelompok itu bersiap untuk menghabisi militer Israel. Dia juga menyatakan dengan jelas bahwa Hizbullah tidak menghentikan operasi mereka meski menunggu hasil dari negosiasi.

Baca Juga: Iran Luncurkan 180 Rudal ke Israel sebagai Balasan Atas Pembunuhan Pemimpin Hamas dan Hizbullah

“Kami menerima dokumen negosiasi, meninjaunya secara menyeluruh, dan menyampaikan tanggapan kami,” kata Qassem, seraya menambahkan bahwa Ketua Parlemen Lebanon Nabih Berri juga memberikan komentar yang sejalan dengan posisi Hizbullah.

"Tanggapan tersebut telah diberikan kepada utusan AS Amos Hochstein dan membahasnya dengan rinci," lanjutnya.

Qassem menekankan bahwa Hizbullah tidak akan membahas secara khusus mengenai kesepakatan yang diusulkan hingga proses perundingan berjalan lancar.

Baca Juga: Hizbullah Gempur Permukiman di Israel Utara dengan Roket, Satu Orang Tewas, 13 Luka-luka

Dia menekankan bahwa kesuksesan perundingan itu tergantung pada tanggapan Israel atas masukan mereka.

Qassem menyebut prinsip perundingan Hizbullah berdasarkan dua permintaan yaitu penghentian permusuhan secara menyeluruh dan menyeluruh serta pelestarian kedaulatan Lebanon.

Dia menyangkal tuduhan Netanyahu bahwa Hizbullah berunding di bawah tekanan, seraya menekankan bahwa Israel juga berada dalam tekanan.

Baca Juga: Naim Qassem: Hizbullah Berperang untuk Pembebasan Lebanon, Bukan Buat Iran

“Kami beroperasi di dua front -- operasi militer dan negosiasi -- dan kami tidak akan menangguhkan aktivitas militer sambil menunggu hasil perundingan,” katanya.

Halaman:
1
2

Berita Terkait