Fenomena Perempuan "Childfree" yang Tak Ingin Punya Anak atau Keturunan dari Pernikahannya
- Penulis : Maulana
- Jumat, 15 November 2024 12:53 WIB
Keputusan yang diambil berdua ini juga untuk menguatkan satu sama lain jika ada pihak luar yang berusaha mematahkan anggapan bahwa pilihan childfree adalah sesuatu yang salah dan berdosa.
Yang menjadi masalah justru ketika keputusan tidak memiliki anak hanya ada pada salah satu pasangan, bukan berdasarkan keputusan bersama. Inilah yang justru akan menimbulkan masalah dalam pernikahan karena berarti tidak ada satu visi yang sama antara suami dan istri.
Ujungnya bisa jadi masalah ketidakpuasan dan ketidakbahagiaan dalam pernikahan yang bisa berujung perceraian. Selain itu juga akan ada salah satu pihak yang disalahkan dan dalam hal ini masih banyak pihak perempuan yang disalahkan dalam keputusan ini.
Pada akhirnya Nirmala menegaskan bahwa keputusan childfree harus betul-betul diyakinkan sampai sudah tidak ada lagi pikiran untuk masih mengusahakan memiliki keturunan dari salah satu pihak. Hal yang juga harus dipastikan adalah pernikahannya harus tetap berarti bagi kedua pihak meskipun tidak memiliki anak.
Mereka harus terus membangun cinta dalam pernikahan agar akhirnya tidak berjalan sendiri-sendiri karena tidak ada suatu ikatan yang merekatkan seperti anak.
Generasi penerus bangsa
Baca Juga: Mengintip Tren Pernikahan 2024: Tema Floral Wonders Diprediksi Akan Menghiasi Selebrasi
Deputi Advokasi, Penggerakan, dan Informasi (Adpin) Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga atau Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sukaryo Teguh Santoso menilai pilihan untuk memutuskan childfree pada pasangan muda harus dipikirkan kembali karena bisa saja memutus tumbuhnya generasi emas yang diidamkan Pemerintah Indonesia pada tahun 2045.
Tidak adanya anak dalam rumah tangga berarti tidak ada keturunan sehingga tidak ada pula generasi penerus sebuah bangsa.
Sukaryo berpendapat fenomena childfree menyeruak dipicu kondisi ekonomi yang makin tidak menentu dan adanya anggapan bahwa memiliki anak merupakan suatu hal yang menambah beban dalam kehidupan pasangan.
Baca Juga: Kongres Wanita Indonesia: Aturan Pembagian Harta bersama Dalam Pernikahan Merugikan Kaum Perempuan
Padahal, memiliki anak--dari sisi agama-- bisa melanjutkan kebaikan dari keluarga dan menyelamatkan kedua orang tuanya saat sudah tiada. Memiliki anak juga penting untuk melanjutkan cita-cita keluarga, membangun peradaban, dan merupakan "fitrah", khususnya bagi perempuan untuk menjadi seorang ibu dengan hamil dan melahirkan.