DECEMBER 9, 2022
Internasional

Partai Demokrat Liberal yang Berkuasa di Jepang Kehilangan Mayoritasnya, Pukulan Bagi PM Shigeru Ishiba

image
PM Jepang yang baru Shigeru Ishiba (Foto: RRI.co.id)

ORBITINDONESIA.COM - Koalisi yang dipimpin oleh Partai Demokrat Liberal (LDP) yang berkuasa di Jepang telah kehilangan mayoritasnya di parlemen, hasil terburuknya selama lebih dari satu dekade.

Partai-partai oposisi Jepang mengamankan lebih dari separuh kursi di majelis rendah, hasil pemilihan sementara menunjukkan. 

Dengan 22 kursi yang tersisa untuk dideklarasikan, LDP dan mitra koalisinya, Komeito yang jauh lebih kecil, telah memperoleh 208 kursi dibandingkan dengan 235 kursi milik oposisi. Ini pukulan buat PM Jepang Shigeru Ishiba yang belum lama terpilih.

Baca Juga: China Desak Kapal Militer Jepang Tak Lintasi Selat Taiwan Demi Jaga Kesepakatan Prinsip "Satu China"

Sebuah partai membutuhkan mayoritas 233 kursi di majelis rendah Parlemen, Diet, untuk memerintah sendiri.

Hasil pemilihan umum telah memicu ketidakpastian tentang bagaimana Jepang, ekonomi terbesar keempat di dunia itu akan diperintah.

Partai oposisi terbesar, Partai Demokrat Konstitusional (CDP), telah memenangkan 143 kursi sekitar pukul 02:00 JST (17:00 GMT), menurut NHK.

Baca Juga: Sembilan Calon di Partai Liberal Demokrat yang Berkuasa di Jepang Berebut Jadi Pengganti PM Fumio Kishida

Pemilihan umum itu diselenggarakan oleh pemimpin baru LDP, Shigeru Ishiba, tiga hari setelah ia dipilih sebagai pemimpin baru, sebelum ia resmi dilantik sebagai perdana menteri.

"Para pemilih telah memberi kami vonis yang berat dan kami harus menerima hasil ini dengan rendah hati," katanya kepada NHK.

Ini terjadi setelah beberapa tahun yang penuh gejolak bagi LDP yang menyaksikan "serangkaian" skandal, apatisme pemilih yang meluas, dan peringkat persetujuan yang sangat rendah.

Baca Juga: Perdana Menteri Baru Jepang dan Pemimpin Partai Demokrat Liberal, Shigeru Ishiba Berjanji Akhiri Deflasi

Partai itu telah melihat peringkat persetujuan di bawah 20 persen di awal tahun, setelah skandal korupsi penggalangan dana politik.

Halaman:
1
2
3
Sumber: BBC

Berita Terkait