DECEMBER 9, 2022
Gaya Hidup

Psikolog Klinis Anak, Reti Oktania: Remaja Tidak Dianjurkan Menikah Dini Karena Perlu Mengenali 5 Konsep Diri

image
Ilustrasi - Pernikahan dini (Foto: blibli.com)

ORBITINDONESIA.COM - Psikolog klinis anak dan remaja, Reti Oktania mengatakan bahwa remaja tidak dianjurkan untuk menikah di usia dini  karena mereka perlu mengenali lima konsep diri masing-masing, mulai dari kompetensi skolastik hingga tingkah laku sebagai bekal mereka menuju tahap dewasa nanti.

"Kenapa anak usia remaja tidak dianjurkan menikah? Karena di usia tersebut, tugas mereka adalah mengembangkan konsep diri yang positif," kata Reti Oktania saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Selasa malam, 8 Oktober 2024.

Reti Oktania, psikolog lulusan Universitas Indonesia itu menambahkan, anak remaja harus tahu dirinya memiliki kompetensi di mana sehingga ada lima konsep diri (yang harus mereka ketahui dan kembangkan).

Baca Juga: TERBARU, Ini Contoh Naskah Amanat Pembina Upacara Bendera Hari Senin tentang Fenomena Nikah Dini Para Siswa

Terdapat lima konsep diri yang perlu diketahui dan dikembangkan anak serta remaja untuk membantu mereka di tahap dewasa nanti, yaitu kompetensi skolastik, penerimaan sosial, kompetensi atletik, penampilan diri, dan tingkah laku.

"Ketika remaja telah menginjak usia dewasa, mereka sudah siap untuk bertanggung jawab atas pilihan masing-masing, termasuk menikah, karena sudah dibekali dengan lima konsep diri yang telah dilakukan sebelumnya," ujarnya.

Sebaliknya, remaja yang melakukan pernikahan dini umumnya belum mengenali konsep diri mereka dengan tepat, sehingga berdampak saat mereka telah menjadi orang tua.

Baca Juga: Miris, Ribuan Siswi di Sumedang Menikah Dini Akibat Hamil di Luar Nikah

"Otak depan manusia baru matang di usia 24 atau 25 tahun, otak depan itu berfungsi sebagai decision making untuk mengambil keputusan bertanggung jawab, makanya banyak orang tua yang belum siap, tapi sudah punya anak (salah satunya karena pernikahan dini)," kata psikolog yang tergabung dalam Ikatan Konselor Menyusui Indonesia itu.

"Kalau dia menikah (di usia dini), dia nggak punya lagi kesempatan olahraga, main sama teman sebayanya karena langsung dikasih tugas menikah," sambungnya.

Ada dua faktor utama terjadinya pernikahan dini baik pada remaja maupun anak, yaitu masalah ekonomi dan kurangnya akses pendidikan. Di Indonesia, kasus pernikahan dini masih banyak terjadi, terutama di pelosok daerah karena dua masalah utama di atas.

Baca Juga: Ria Ricis Nikah Siri dengan Atta Halilintar? Begini Tanggapan Oki Setiana Dewi

Oleh sebab itu, Reti menilai perlu adanya andil berbagai pihak untuk memutus rantai pernikahan dini di Indonesia. Mulai dari pemerintah, masyarakat, hingga orang tua dalam memberikan akses pendidikan serta informasi yang diperlukan bagi anak dan remaja demi masa depan yang lebih baik.

Halaman:
1
2
Sumber: Antara

Berita Terkait