Dr dr Muzal Kadim: Kenangan
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Rabu, 07 September 2022 14:50 WIB
ORBITINDONESIA - Kita akan merasakan kenangan yang mendalam, kenangan indah, kenangan yang terbaik, kenangan yang membangkitkan kerinduan, ketika orang yang kita kenang telah meninggalkan kita.
Peristiwa yang tampak biasa yang dialami saat mereka masih hidup, menjadi luar biasa saat kita kenang, ketika mereka sudah tiada.
Mengenang orang yang paling kita cintai yang sudah mendahului kita, bukanlah suatu hal yang negatif, bahkan bisa membangkitkan energi positif dan makin mendekatkan kita kepada Tuhan.
Baca Juga: Liga Champions: Dinamo Zagreb Sukses Taklukkan Chelsea, Debut Mengecewakan Aubameyang
Kita sering mendengar anjuran, "sudah, yang lalu sudah berlalu, dilupakan saja, tidak baik mengenang orang yang sudah tidak ada".
Menurutku pernyataan itu sangat tidak sesuai, paling tidak untuk diriku sendiri.
Bagiku mengenang orang yang paling aku cintai, saat sendiri atau bersama keluarga, merupakan energi positif, dan merupakan suatu rekreasi tersendiri.
Biasanya setelah itu aku merasa lebih bahagia, lebih lega, lebih kuat, lebih dekat kepada Tuhan.
Baca Juga: Liga Champions: Menang Telak Atas Copenhagen, Borussia Dortmund Pimpin Klasemen Grup G
Memang menangisi dan menyesali secara berlebihan orang yang sudah meninggal tidak baik, karena bisa mengganggu mental kita.
Tapi mengenang orang yang paling kita cintai, dengan kenangan manis, kebaikan mereka, cinta mereka kepada kita, cinta kita kepada mereka, pengorbanan mereka, kegigihan serta perjuangan mereka, merupakan hal yang sangat baik.
Mereka masih ada diantara kita, bahkan lebih hidup dari kita di alam yang lebih tinggi.
Kita selalu bisa berhubungan dengan mereka dengan selalu berdoa untuk mereka, ziarah kepada mereka, melalui mimpi bertemu mereka, dan juga melalui kenangan baik tentang mereka.
Baca Juga: Ini Jadwal dan Lokasi Autopsi Santri Ponpes Gontor yang Tewas Dianiaya Senior
Salah satu kenangan kepada ayahku yang paling aku rasakan adalah doanya yang terus menerus untuk kebahagiaan anaknya.
Ketika beliau sudah tidak bisa mengingat lagi, bahkan lupa kepada keluarganya, karena beliau menderita Alzheimer, aku masih sering mendengar bibirnya menggumamkan doa agar aku tetap diberi kekuatan agar bisa menjadi doktor.
Ketika itu aku mengalami masa jenuh untuk melanjutkan studi S3 yang sudah cukup lama aku ikuti, tapi tidak kunjung selesai, sampai meninggalnya ayahku.
Itu merupakan hal yang sangat aku sesali.
Ketika ayahku telah meninggal, kekuatan kenangan kepada almarhum ayahku itu demikian besar, beliau masih ingat berdoa seperti itu, meskipun sudah tidak bisa ingat hal yang lain, sampai akhir hayatnya.
Demikian besar cintanya kepada kami anak anaknya.
Kenangan itulah yang sering terbawa dalam mimpiku, dan menguatkan diriku untuk menyelesaikan program doktoralku hingga selesai.
Ibuku yang banyak orang sering memanggil umik atau kak Mun, meninggalkan kenangan yang sangat dalam, ibu yang luar biasa mencintai anak cucunya.
Baca Juga: Autopsi Jenazah Santri Ponpes Gontor yang Tewas Dianiaya Senior Menunggu Persetujuan Keluarga
Semasa hidupnya, tidak ada hal yang paling membuat beliau bahagia kecuali berkumpul bersama anak cucu.
Ketika belum punya rumah sendiri, setiap kali bertemu orang yang terdekat, beliau selalu minta didoakan agar bisa memiliki rumah yang sangat didambakannya.
Akhirnya, berkat karunia-Nya aku bisa membangunkan rumah, untuk orang orang yang paling aku cintai, ibu, ayah, istri dan anak anakku.
Sayangnya ayahku tidak sempat menempati rumah tersebut.
Ibuku sempat menikmati rumah itu selama 6 bulan, sebelum meninggal.
Sampai sekarang kamar beliau tidak diganggu dan tetap dipertahankan seperti semula, untuk mempertahankan kenangan tentang beliau.
Aku masih belum sempat membahagiakan ibuku, ayahku, maupun istriku, hutang kepada mereka terlampau besar.
Tak terhitung banyaknya kenangan lain tentang ibuku, ayahku, dan istriku tercinta, yang kadang membuat air mata menetes, kadang tersenyum, namun semuanya memberikan energi positif dan makin mendekatkan diriku kepada-Nya.
Baca Juga: Pemerintah Mulai Salurkan BLT BBM 2022, Segini Jumlah Bantuan yang Bakal Diterima Masyarakat
Nabi Muhammad juga mengenang orang yang dicintainya, kadang sampai meneteskan airmata, kadang sambil tersenyum bila mengenang hal yang bahagia.
Beliau pernah mengungkapkan kenangan tentang ibundanya Aminah, kakeknya Abdul Muthalib, pamannya Abu Thalib, dan istri tercintanya Khadijah, dengan penuh perasaan.
Kenanglah selalu orang yang kita cintai, jangan lupakan mereka sedikitpun.
Melupakan mereka membuat hubungan kita terputus dengan mereka, dan membuat hati kita menjadi gersang dan keras.
Wallahualam
3 September 2022
Dr. dr. Muzal Kadim, Sp.A (K)