Yordania, Qatar Kecam Tuduhan Netanyahu Bahwa Senjata Diselundupkan ke Hamas Lewat Perbatasan Mesir
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Rabu, 04 September 2024 06:42 WIB
“Perbatasan Palestina-Mesir adalah perbatasan yang berdaulat,” tambahnya, seraya menolak kehadiran pasukan Israel di Koridor Philadelphi atau di penyeberangan Rafah di bagian selatan Gaza.
Kepresidenan Palestina memuji “upaya berkelanjutan Mesir untuk mencapai keamanan dan stabilitas di wilayah tersebut,” dan menghargai “upaya Mesir, Qatar, dan Yordania untuk mengamankan gencatan senjata dan mengakhiri agresi Israel terhadap rakyat kami, termasuk penarikan segera dan menyeluruh dari Jalur Gaza dan mencegah pemindahan paksa rakyat Palestina dari Gaza dan Tepi Barat, termasuk Yerusalem.”
Kairo menuduh Netanyahu “mencoba melibatkan Mesir untuk mengalihkan opini publik Israel dan menghambat kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran sandera, serta menghambat upaya mediasi oleh Mesir, Qatar, dan AS.”
Baca Juga: Israel dan Hamas Capai Kemajuan dalam Pembicaraan Pembebasan dan Pertukaran Sandera di Gaza
Kementerian Luar Negeri Mesir meminta pemerintah Israel bertanggung jawab atas konsekuensi dari pernyataan tersebut “yang memperburuk situasi dan bertujuan membenarkan kebijakan agresif dan provokatif, yang menyebabkan eskalasi lebih lanjut di wilayah tersebut.”
Kairo menegaskan kembali komitmennya “untuk melanjutkan peran historisnya dalam memimpin proses perdamaian di kawasan ini guna menjaga perdamaian dan keamanan regional serta mencapai stabilitas bagi semua rakyat di kawasan ini.”
Mesir menolak kehadiran militer Israel di sepanjang Koridor Philadelphi dan penyeberangan Rafah di bagian selatan Jalur Gaza.
Baca Juga: Uni Eropa, Josep Borell: Perang Gaza Bisa Meluas ke Yerusalem, Tepi Barat dan Lebanon
Mesir, Qatar, dan AS telah mencoba selama berbulan-bulan untuk mencapai kesepakatan antara Israel dan kelompok perlawanan Palestina untuk memastikan pertukaran tahanan dan gencatan senjata serta memungkinkan bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza.
Namun, upaya mediasi terhambat karena Netanyahu menolak memenuhi tuntutan Hamas untuk menghentikan perang.
Israel terus melanjutkan serangan brutalnya terhadap Gaza setelah serangan pada 7 Oktober oleh Hamas, meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera.
Baca Juga: WHO: Periode Vaksinasi Polio di Gaza Tidak Cukup untuk Mencapai Cakupan yang Memadai
Serangan tersebut telah menyebabkan lebih dari 40.800 kematian warga Palestina, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak, serta hampir 94.300 luka-luka, menurut otoritas kesehatan setempat.