DECEMBER 9, 2022
Internasional

Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus Bahas Wabah Mpox dengan Badan-badan PBB di Kongo

image
Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bertemu para pemimpin badan-badan PBB di Republik Demokratik Kongo pada Kamis, 29 Agustus 2024 untuk membahas wabah cacar monyet (monkey pox) atau mpox yang sedang melanda wilayah tersebut/ ANTARA/Anadolu/PY

ORBITINDONESIA.COM - Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bertemu dengan para pemimpin badan-badan PBB di Republik Demokratik Kongo pada Kamis, 29 Agustus 2024 untuk membahas wabah mpox atau cacar monyet (monkey pox) yang sedang melanda wilayah tersebut.

Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO, melaporkan melalui X bahwa pertemuan di Kongo tersebut berfokus pada pendekatan terpadu untuk menangani wabah ini, terutama di wilayah timur negara yang dilanda konflik.

"Pertemuan dengan kepala-kepala badan PBB di Kongo untuk membahas respons bersama kami terhadap wabah mpox di seluruh negeri, khususnya di wilayah timur yang terkena dampak konflik," ujar Tedros.

Baca Juga: Piala Afrika 2023: Afrika Selatan Akhirnya Finis Peringkat Tiga Sesudah Menang Adu Penalti vs RD Kongo 6-5

Selama diskusi, para peserta menegaskan kembali komitmen mereka untuk memperkuat respons yang dipimpin oleh pemerintah.

Langkah-langkah utama termasuk meningkatkan pemantauan penyakit, meningkatkan kesadaran masyarakat, dan memastikan bahwa vaksin dapat diakses oleh pasien kritis dan kontak mereka.

Tedros mengungkapkan optimisme tentang pengendalian wabah ini, dengan mengatakan, "Kami sepakat bahwa dengan tindakan dan koordinasi yang terpadu, kami dapat mengendalikan wabah mpox."

Baca Juga: Kejaksaan Tinggi Jawa Timur: PT INKA Habiskan Rp28 Miliar Dalam Proyek Fiktif di Republik Demokratik Kongo

WHO telah mengklasifikasikan mpox sebagai darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional.

Penyakit ini telah menyebar ke dua belas negara di wilayah Afrika, dengan lebih dari 15.000 kasus yang dicurigai telah dilaporkan.

Republik Demokratik Kongo, yang tetap menjadi pusat wabah, bersama dengan Burundi dan negara-negara lain di Afrika Timur, akan segera menerima vaksin, demikian menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika.***

Sumber: Antara

Berita Terkait