Indonesia Tawarkan Kemitraan Berbagai Bidang Kepada Puluhan Investor China
- Penulis : Krista Riyanto
- Rabu, 24 Juli 2024 11:27 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Pemerintah Indonesia menawarkan kemitraan teknologi tinggi kepada puluhan perusahaan ternama asal China.
Yang bisa digarap oleh 26 investor asal China itu adalah bidang teknologi tinggi, kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), transportasi, kesehatan, sampai venture capital untuk mengembangkan usahanya di Tanah Air.
Hal tersebut dibuka melalui "Business Roundtable" yang diselenggarakan oleh Direktorat Asia Timur, Direktorat Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri bekerja sama Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Beijing di Jakarta pada Senin 22 Juli 2024.
Baca Juga: Dhani Yahya: Tujuh Investor Bekerja Sama Hadirkan Kendaraan BAIC Buatan China di Indonesia
"Dengan besarnya potensi ekonomi yang dimiliki dan komitmen kuat pemerintah untuk meningkatkan kualitas iklim usaha, Indonesia semakin menjadi pilihan yang tepat bagi investor asing, termasuk China untuk bekerja sama dan berinvestasi, termasuk sektor teknologi," kata Sekretaris Jenderal Kementerian Luar Negeri Cecep Herawan yang menjadi pembicara kunci dalam pertemuan tersebut sebagaimana keterangan tertulis yang diterima Antara di Beijing, China pada Selasa 23 Juli.
Hadir pula beberapa narasumber seperti Deputi bidang Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Rakhmat Kaimuddin; Direktur Promosi Investasi Asia Timur, Selatan, Timur Tengah dan Afrika Kementerian Investasi/BKPM Cahyo Purnomo, Kepala Pusat Kebijakan Kesehatan Global dan Teknologi Kesehatan Kementerian Kesehatan Bonanza P. Taihitu dan Duta Besar RI untuk Tiongkok dan Mongolia Djauhari Oratmangun.
"Indonesia berkomitmen meningkatkan teknologi dalam pembangunan nasional dan China adalah mitra strategis yang juga salah satu pusat pengembangan teknologi dunia," tambah Cecep.
Baca Juga: Tarik Investor Asing, Menteri Sandiaga Uno Dukung International Tourism Investment Forum
Duta Besar Djauhari optimistis potensi kerja sama konkret kedua negara, khususnya bidang ekonomi, perdagangan dan investasi.
"Kerja sama ekonomi selama 10 tahun terakhir khususnya perdagangan dan investasi kedua negara tumbuh pesat.
Data Bea Cukai China mencapai 138 miliar dolar AS pada 2023, sedangkan investasi tahun 2023 mencapai 7,4 miliar dolar AS, kata Dubes Djauhari.
Rakhmat Kaimuddin menawarkan berbagai peluang menjanjikan bagi pengusaha China untuk berinvestasi dan mendukung program hilirisasi industri hingga transisi energi di Indonesia.
Termasuk di antaranya adalah percepatan pembangunan ekosistem kendaraan listrik dengan berbagai insentif yang menarik.
Bonanza Taihitu menekankan pentingnya penguatan kerja sama teknologi dengan China untuk turut mendukung implementasi pilar-pilar kebijakan kesehatan di Indonesia seperti alat kesehatan, pengembangan industri farmasi, bioteknologi dan AI.
Cahyo Purnomo menjelaskan ada kebijakan fiskal dan insentif yang ditawarkan bagi investor asing seperti tax holiday, tax allowance, super deduction, dan import allowance.
Indonesia juga disebut menjadi tujuan investasi prospektif karena daya saingnya secara global meningkat dari peringkat 34 ke 27 berdasar IMD World Competitiveness.
Usai business roundtable, pengusaha asal China melanjutkan kegiatan business match-making yang diselenggarakan Kamar Dagang Indonesia (KADIN) dan KADIN Indonesia Komite Tiongkok bekerja sama dengan KBRI Beijing dan Direktorat Asia Timur Kementerian Luar Negeri RI. ***