DECEMBER 9, 2022
Internasional

Partai Ekstrem Kanan Rassemblement Nationale Ungguli Putaran Pertama Pemilu Legislatif Prancis

image
Pemimpin partai ekstrem kanan Prancis Rassemblement Nationale (RN), Jordan Bardella, dalam sebuah kegiatan partai. ANTARA/Anadolu.

Pemimpin aliansi sayap kanan Prancis Marine Le Pen menyebut hasil awal pemilu itu menandakan "akhir dari koalisi Macron."

"Demokrasi telah berbicara. Rakyat Prancis telah mengangkat RN dan rekan-rekan koalisinya ke posisi tertinggi dan menghapus blok Macron," ucap dia.

Senada, Presiden RN Jordan Bardella menegaskan bahwa apabila nanti menjadi perdana menteri, ia akan menghormati konstitusi dan jabatan presiden Prancis, namun tetap tegas memperjuangkan kebijakan yang didorong partainya.

Baca Juga: Michel Barnier: Keputusan Pemilu Dini dari Presiden Emmanuel Macron Dapat Picu Prancis Keluar dari Uni Eropa

Pemimpin partai ekstrem kanan yang berusia 28 tahun itu juga memperingatkan masyarakat Prancis akan "ancaman" kemenangan aliansi NFP.

Sementara itu, pemimpin koalisi sayap kiri Front Populer Baru Jean Luc-Melenchon menyebut hasil pemilu menunjukkan "kekalahan besar" Presiden Macron. Ia juga menyeru supaya pemilih mencegah RN memenangi pemilu di putaran kedua.

"Kami tidak akan membiarkan RN menang ... Perintah kami sederhana dan jelas: Jangan sampai ada satu pun suara maupun kursi parlemen untuk RN," ucap dia.

Baca Juga: Survei: Koalisi yang Dipimpin Partai Sayap Kanan National Rally Akan Unggul di Putaran Pertama Pemilu Dini Prancis

Pemilih akan kembali masuk ke bilik suara pada 7 Juli dalam putaran kedua pemilu legislatif untuk menentukan 577 anggota Majelis Nasional untuk lima tahun ke depan.

Presiden Macron memutuskan membubarkan parlemen dan menyelenggarakan pemilu legislatif lebih awal usai RN meraih lebih dari 31 persen suara dalam pemilu Parlemen Eropa pada Juni lalu.***

Halaman:
Sumber: Antara

Berita Terkait