Partai Ekstrem Kanan Rassemblement Nationale Ungguli Putaran Pertama Pemilu Legislatif Prancis
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Senin, 01 Juli 2024 13:10 WIB

Pemimpin aliansi sayap kanan Prancis Marine Le Pen menyebut hasil awal pemilu itu menandakan "akhir dari koalisi Macron."
"Demokrasi telah berbicara. Rakyat Prancis telah mengangkat RN dan rekan-rekan koalisinya ke posisi tertinggi dan menghapus blok Macron," ucap dia.
Senada, Presiden RN Jordan Bardella menegaskan bahwa apabila nanti menjadi perdana menteri, ia akan menghormati konstitusi dan jabatan presiden Prancis, namun tetap tegas memperjuangkan kebijakan yang didorong partainya.
Pemimpin partai ekstrem kanan yang berusia 28 tahun itu juga memperingatkan masyarakat Prancis akan "ancaman" kemenangan aliansi NFP.
Sementara itu, pemimpin koalisi sayap kiri Front Populer Baru Jean Luc-Melenchon menyebut hasil pemilu menunjukkan "kekalahan besar" Presiden Macron. Ia juga menyeru supaya pemilih mencegah RN memenangi pemilu di putaran kedua.
"Kami tidak akan membiarkan RN menang ... Perintah kami sederhana dan jelas: Jangan sampai ada satu pun suara maupun kursi parlemen untuk RN," ucap dia.
Pemilih akan kembali masuk ke bilik suara pada 7 Juli dalam putaran kedua pemilu legislatif untuk menentukan 577 anggota Majelis Nasional untuk lima tahun ke depan.
Presiden Macron memutuskan membubarkan parlemen dan menyelenggarakan pemilu legislatif lebih awal usai RN meraih lebih dari 31 persen suara dalam pemilu Parlemen Eropa pada Juni lalu.***