Menlu China Wang Yi: Negara Asia Jangan Mau Dijadikan Pion Catur oleh Kekuatan Besar
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Selasa, 12 Juli 2022 03:07 WIB
ORBITINDONESIA - Menteri Luar Negeri China Wang Yi, hari Senin, 11 Juli 2022, memberi peringatan kepada negara-negara Asia untuk menghindari digunakan sebagai "pion catur" oleh kekuatan-kekuatan besar di kawasan.
Menlu China Wang Yi mengatakan, kekuatan-kekuatan tersebut berisiko dibentuk kembali oleh faktor geopolitik.
Berbicara kepada sekretariat Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) di Jakarta, Menlu China Wang Yi, mengatakan banyak negara di kawasan itu berada di bawah tekanan untuk berpihak.
Baca Juga: Ukraina Ketakutan, Setelah Tokoh Kesayangannya PM Inggris Boris Johnson Mengundurkan Diri
"Kita harus melindungi wilayah ini dari perhitungan geopolitik ... dari digunakan sebagai pion catur dari persaingan kekuatan besar dan dari paksaan," katanya. Ia menambahkan, "Masa depan wilayah kita harus ada di tangan kita sendiri."
Asia Tenggara telah lama menjadi kawasan ajang pergesekan geopolitik antara kekuatan-kekuatan besar karena kepentingan strategis mereka. Maka negara-negara di kawasan itu sekarang mewaspadai kemungkinan terjebak di tengah persaingan antara AS dan China.
China sendiri punya masalah karena mengklaim hampir seluruh Laut China Selatan sebagai wilayahnya, berdasarkan apa yang diklaim sebagai peta sejarah zaman kekaisaran.
Ini membuat China berkonflik dengan beberapa negara ASEAN, yang mengatakan klaim China tersebut tidak sesuai dengan hukum internasional. Tumpang tindih klaim tersebut telah memicu ketegangan di kawasan.
Baca Juga: China Bubarkan Protes Massal oleh Deposan Bank yang Menuntut Tabungan Hidup Mereka Kembali
Pidato Wang muncul hanya beberapa hari setelah Wang menghadiri pertemuan para menteri luar negeri G20 di Bali. Ini juga terjadi di tengah diplomasi China yang intens, yang membuatnya berhenti di seluruh kawasan dalam beberapa minggu terakhir.
Di sela-sela acara G20, Wang bertemu selama lima jam dengan Menlu AS Antony Blinken. Keduanya menggambarkan, pembicaraan langsung pertama mereka sejak Oktober 2021 sebagai bersifat "terbuka." ***