Sejarah Jakarta Divisualisasikan Dalam Tarian Kolosal dan Jadi Bagian Rangkaian Acara HUT Ke-497
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Sabtu, 22 Juni 2024 11:23 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Sejarah Jakarta yang divisualisasikan ke dalam tarian kolosal menjadi bagian dari rangkaian acara Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-497 Kota Jakarta di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, pada Sabtu, 22 Juni 2024.
Visualisasi itu dibalut dalam tarian kolosal oleh para penari binaan Dinas Kebudayaan DKI Jakarta.
Sembari penari beraksi, tiga wanita yang pernah menjadi Nona Jakarta, yakni Maudy Koesnaedi, Alya Rohali dan Valerina Daniel secara bergantian membacakan narasi kisah kota yang tahun ini kali terakhir menyandang status Ibu Kota Negara (IKN).
Maudy mengisahkan tentang Jakarta yang sempat berganti-ganti nama, dimulai dari Sunda Kelapa pada masa Kerajaan Tarumanegara dan Kerajaan Demak. Sunda Kelapa menjadi pelabuhan penting dengan Sungai Ciliwung sebagai jalur utamanya.
Wilayah ini juga sempat diduduki Portugis yang akhirnya dipukul mundur oleh panglima pasukan Demak, Fatahillah. Sunda Kelapa kemudian berganti nama menjadi Jayakarta yang berarti kemenangan sempurna.
Jayakarta pernah direbut oleh perusahaan Belanda VOC yang dipimpin Jan Pieterszoon Coen dan mengubah nama wilayah menjadi Batavia.
Baca Juga: Pecahkan Rekor MURI, Danone Indonesia Gelar 5.000 Peserta Tarian Sehat Bersama Isi Piringku
Kisah Batavia, kemudian berlanjut pada masa Perang Dunia Ke-II yang kala itu diambilalih militer Jepang dari Belanda. Jepang mengganti nama menjadi Tokubetshu Shi yang berarti menjauhkan perbedaan.
Lalu, usai Jepang menyerah tanpa syarat, pada 17 Agustus 1945, Jakarta menjadi tempat dikumandangkannya Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia yang dibacakan secara langsung oleh Presiden Soekarno.
Selain soal nama, kisah Jakarta berlanjut pada para pemimpinnya, dimulai dari Suwirjo yang ditunjuk Presiden Soekarno sebagai Wali Kota Jakarta Raya pertama pada 23 September 1945. Pada tahun 1964, Jakarta ditetapkan sebagai Ibu Kota Indonesia.
Sebagai Ibu Kota Indonesia, Jakarta terus melakukan pembangunan pesat baik dari segi ekonomi, sosial maupun budaya. Perkembangan pembangunan Jakarta pada masa berikutnya dipimpin oleh Wali Kota Sjamsuridjal yang kemudian dilanjutkan oleh Sudiro.