DECEMBER 9, 2022
Kolom

KH Ali Mustafa Yaqub: Haji Pengabdi Setan

image
Ilustrasi ibadah haji (Foto: IAINU Tuban)

ORBITINDONESIA.COM - Umat Muslim di Indonesia kerap bangga jika dapat berhaji berulang kali. Padahal, secara prinsip Nabi Muhammad SAW hanya menjalankan ibadah haji sekali dalam masa hidupnya.

Dalam hidupnya, tulis Imam Besar Madjid Istiqlal itu, Rasulullah punya kesempatan naik haji tiga kali. Yaitu pada tahun ke-8 ,ke-9, dan ke-10 Hijriyah. 

"Namun Nabi SAW tidak beribadah haji pada tahun 8 H itu. Juga tidak pada 9 H. Baru pada 10 H, Nabi SAW menjalankan ibadah haji, " lanjut ahli tafsir dan hadist dari King Saud University, Arab Saudi itu. Dan  3 bulan kemudian, jelasnya, Nabi SAW wafat. "Karenanya, ibadah haji beliau disebut haji wada' (haji perpisahan)."

Baca Juga: Santri di Tangerang Selatan Banten Gelar Khatam 30 Juz Alquran untuk Doakan Jemaah Calon Haji Indonesia

Itu artinya, Rasulullah  berkesempatan beribadah haji tiga kali, namun beliau menjalaninya hanya sekali, paparnya.

Menurut Ali Mustafa Yaqub (1952-2016), Rasulullah lebih memilih menjalankan ibadah sosial (ibadah muta'ddiyah) ketimbang ibadah individual (ibadah qashirah). Rasullullah, dalam pandangan Ali Mustafa, menjanjikan keutamaan bagi mereka yang menjalankan ibadah sosial.

"Menyantuni anak yatim, yang termasuk ibadah muta'addiyah, misalnya, oleh Nabi SAW, penyantunnya dijanjikan surga, malah kelak hidup berdampingan dengan beliau. Sementara untuk haji mabrur, Nabi SAW hanya menjanjikan surga, tanpa janji berdampingan bersama beliau. Ini bukti, ibadah sosial lebih utama ketimbang ibadah individual," tulis pria kelahiran Batang, 2 Maret 1952 itu.

Baca Juga: Kementerian Transportasi dan Logistik Arab Saudi Siapkan 27 Ribu Bus untuk Angkutan Haji 1445 Hijriah

Tulisan "Haji Pengabdi Setan" dari Guru Besar tafsir dan hadis di PTIQ, Jakarta  yang dimuat Majalah Gatra, 16 Januari 2006 itu ditutup dengan kesimpulan yang menyentil. Orang yang naik haji berkali-kali itu, masuk kategori pengabdi setan. 

Pengabdi Setan? Ali Mustafa menunjukkan bagaimana niat suatu ibadah dapat melenceng, dari yang baik menjadi buruk.

Ahli tafsir dan hadis ini beralasan, iblis telah memiliki jam terbang dalam menggoda manusia. Iblis terkadang tak lagi menggunakan cara-cara klasik untuk menjerumuskan manusia dalam kemaksiatan.

Baca Juga: Dua Lagi Jemaah Haji Embarkasi Banjarmasin Kalimantan Selatan Meninggal Dunia di Mina, Arab Saudi

"Iblis tidak akan menyuruh orang yang suka beribadah untuk minum khamr. Tapi Iblis menyuruhnya, antara lain, beribadah haji berkali-kali. Ketika manusia beribadah haji karena mengikuti rayuan iblis melalui bisikan hawa nafsunya, maka saat itu tipologi haji pengabdi setan telah melekat padanya. ***

Sumber: Syaefudin Simon

Berita Terkait