DECEMBER 9, 2022
Buku

Buku Berjudul 40 Tahun Mengabdi di Dunia Diplomasi: Serpihan Memori Diplomat Indonesia Diluncurkan

image
Sampul buku

Masih segar di ingatan Trie bahwa KJRI pada 13 Mei 2007 mendapat telepon dari Kantor Departemen Keamanan Dalam Negeri AS. Kantor itu mengabarkan ada ART asal Indonesia yang kabur setelah disiksa majikannya.

"Saya dan staf bagian konsuler KJRI di New York segera berangkat ke rumah sakit tempat kedua ART dirawat," kata Trie.

Tim KJRI kemudian bergerilya mengumpulkan klarifikasi dan bekerja sama dengan kepolisian dan otoritas terkait, tulisnya. Upaya itu membawa mereka menemui Adrian Mohamed, manajer Dunkin' Donuts di Long Island, New York.

Baca Juga: Peneliti LSI Denny JA, Ardian Sopa: Gugatan di MK Berlawanan dengan Logika Publik yang Menerima Hasil Pilpres 2024

Di gerai donat itulah Samirah kali pertama ditemukan dalam keadaan banyak luka yang diduga akibat tindak kekerasan.

Dan, Mohamed adalah orang yang pertama kali yang mengontak nomor telepon darurat 911 untuk melaporkan kondisi Samirah.

Dari Mohamed, Tri dan timnya mendapat cerita secara kronologi tentang Samirah.

Samirah kemudian diketahui bahwa selama bekerja di rumah majikannya itu pernah dipukul dengan tongkat, disayat dengan pisau, dan suatu ketika dipaksa makan 25 cabai yang sangat pedas.

Baca Juga: Puisi Esai Denny JA: Bom itu Meledak di Satu Sahur, di Bulan Puasa, di Gaza

Pihak berwenang juga mengungkapkan bahwa Samirah dan Enung pernah dipukul, disiram dengan air panas. Tangan juga pernah diseterika.

Dapur diplomasi

Penanganan kasus yang menimpa WNI seperti yang terjadi di New York itu digambarkan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi sebagai bagian dari banyak ragam tugas diplomat.

Baca Juga: Buka Puasa LSI Denny JA: The Best Days of Our Lives

"... mulai dari membantu WNI yang kesusahan, bersidang di PBB, hingga mempromosikan produk dan budaya Indonesia," kata Retno, seperti yang dikutip dalam buku terbitan Gramedia Pustaka Utama itu.

Halaman:
1
2
3
4
5
Sumber: Antara

Berita Terkait