DECEMBER 9, 2022
Humaniora

Dunia Sastra Indonesia Berduka, Penyair Joko Pinurbo Meninggal di Usia 61 Tahun

image
Joko Pinurbo (foto: Antara)

ORBITINDONESIA.COM - Komunitas sastra Indonesia berduka. Sastrawan Joko Pinurbo (Jokpin) meninggal dunia pagi ini, Sabtu, 27 April 2024. Ia mengembuskan napas terakhir setelah diopname dan menjalani perawatan intensif.

Joko Pinurbo meninggal dunia pukul 06.03 WIB di RS Panti Rapih, Yogyakarta. Kabar duka ini dibenarkan oleh Editor Senior Sastra GPU, Mirna Yulistianti.

Kabar duka meninggalnya Joko Pinurbo itu juga dikonfirmasi oleh seniman Butet Kertaredjasa. Sebelumnya, Staf Khusus Kementerian Keuangan RI Prastowo Yustinus mengabarkan kematian Jokpin melalui akun X.

Baca Juga: Sastrawan Abdul Hadi WM yang Karya-karyanya Bernapaskan Sufistik Meninggal Dunia

Joko Pinurbo dikenal sebagai sastrawan terbaik Indonesia yang lahir di Sukabumi, Jawa Barat, pada 11 Mei 1962. Pria yang akrab disapa Jokpin sudah gemar puisi sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Atas. Saking cintanya dengan puisi, ia mengenyam pendidikan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Sastrawan tersohor itu sudah menelurkan daftar panjang puisi yang dia tulis. Beberapa karya Joko Pinurbo termasuk Celana (1999), Celana Pacarkecilku di Bawah Kibaran Sarung (2007), Di Bawah Kibaran Sarung (2001), Pacarkecilku (2002), hingga Telepon Genggam (2003).

Kemudian, karyanya juga termasuk Haduh, aku di-follow (2013), Surat dari Yogya: Sepilihan Puisi (2015), Srimenanti (2019), hingga Tak Ada Asu di Antara Kita: Kumpulan Cerpen (2023).

Baca Juga: Resensi Sastra Puisi oleh Anto Narasoma: Menguak Kekejian Israel Secara Estetik

Joko Pinurbo juga memiliki sejumlah antologi yang berjudul Tugu (1986), Tonggak (1987), Sembilu (1991), Ambang (1992), Mimbar Penyair Abad 21 (1996), dan Utan Kayu Tafsir dalam Permainan (1998).

Atas pencapaiannya, Jokpin telah memperoleh berbagai penghargaan: Penghargaan Buku Puisi Dewan Kesenian Jakarta (2001), Sih Award (2001), Hadiah Sastra Lontar (2001), Tokoh Sastra Pilihan Tempo (2001, 2012), Penghargaan Sastra Badan Bahasa (2002, 2014), Kusala Sastra Khatulistiwa (2005, 2015), dan South East Asian (SEA) Write Award (2014).

Penyair yang bermukim di Yogyakarta ini sering diundang ke berbagai pertemuan dan festival sastra. Karya-karyanya telah diterjemahkan antara lain ke dalam bahasa Inggris, Jerman, Rusia dan Mandarin.

Baca Juga: Satrio Arismunandar: Sastra Sufistik Pentingkan Konsep Cinta Sebagai Kekuatan Transformatif di Jalan Spiritual

Sejumlah puisinya juga telah dimusikalilasi antara lain oleh Oppie Andaresta (dalam genre musik pop) dan Ananda Sukarlan.(dalam genre musik klasik berupa paduan suara dan tembang puitik)

Puisi-puisi Jokpin merupakan perpaduan narasi, humor, dan ironi. Ia piawai menggunakan dan mengolah citraan yang mengacu pada peristiwa dan objek sehari-hari dengan bahasa yang cair tapi tajam.

Puisi-puisinya banyak mengandung refleksi dan kontemplasi yang menyentuh absurditas sehari-hari.

Baca Juga: Slamet Hendro Kusumo: Dalam Sastra Visual, Karya Seni Lebih Cair dan Tidak Menjadi Produk yang Eksklusif

Di sisi lain, Jokpin gemar mempermainkan dan mendayagunakan keunikan kata-kata bahasa Indonesia sehingga banyak puisinya hanya dapat dibaca dan dinikmati dalam bahasa Indonesia. ***

Sumber: Diolah dari berbagai sumber.

Berita Terkait