Binoto Nadapdap: Penghargaan Memperingati Seabad Kelahiran Bapak Antropologi Indonesia, Koentjaraningrat
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Senin, 15 April 2024 14:32 WIB
Selain dari membangun sejumlah jurusan Antropologi di berbagai universitas, Koentjaraningrat juga terlibat dalam pengkaderan sejumlah dosen untuk menjadi dosen jurusan di Antropologi yang baru didirikan. Ada banyak mahasiswa yang menyelesaikan tingkat sarjana muda di perguruan tinggi lain diberi kesempatan untuk menyelesaikan sarjana antropologinya di Universitas Indonesia.
Setelah menyelesaikan pendidikan sarjana Antropologi, ada sejumlah sarjana Antropologi yang dikirim ke Belanda untuk menyelesaikan Pendidikan Master. Program ini dikenal dengan pencangkokan Indonesia Belanda. Selain mengirim mahasiswa belajar ke Belanda, ada juga yang dikirim ke Amerika Serikat dan Australia.
Guna menunjang proses penyiapan tenaga pengajar di berbagai jurusan Antropologi, Koentjaraningrat mengusahakan bagi para mahasiswa untuk mendapatkan bea siswa. Penyiapan sumber daya di bidang pendidikan dan pengajaran di jurusan Antropologi betul-betul diusahakan dengan nyata.
Prof. Koen, menjalin kerja sama dengan berbagai pihak untuk mendukung mahasiswa untuk menyelesaikan Pendidikan master dan Doktor di bidang Antropologi, baik itu yang meneruskan kuliah pascasarjana di dalam maupun di luar negeri.
Hasil nyatanya adalah banyak mahasiswa hasil bimbingan dan didikannya Prof. Koen yang berhasil meraih jenjang pendidikan tertinggi (S3), baik itu yang berpromosi di Indonesia maupun di luar negeri. Dari sejumlah tenaga pengajar berhasil menyelesaikan pendidikan sampai dengan tahapan tertinggi, yaitu doktor di bidang Antropologi.
Dari sekian banyak dosen yang berhasil meraih gelar doktor banyak juga anak didiknya yang berhasil meraih jabatan tertinggi di dunia pendidikan sebagai guru besar (Profesor).
Koentraningrat lahir tanggal 23 Mei 1923 di Yogyakarta, meninggal dunia tanggal 23 Maret 1999. Atas pengabdiannya di bidang pembangunan Ilmu Antropologi, pada 1997 sejumlah kolega dan mantan mahasiswanya telah menerbikan buku dengan judul Corat-Coret Koentjaraningrat. Jika Prof. Koen masih hidup, dia genap berusia seabad pada 15 Juni 2023.
Untuk memperingati satu abad Prof. Koen, sejumlah kolega menerbitkan buku dengan judul Seabad Koentjaraningrat (Bapak Antropologi Indonesia): Persembahan dan Kenangan. Buku itu terdiri dari dua bagian. Bagian pertama berupa persembahan yang ditulis oleh delapan orang. Sedangkan bagian kedua berisi kenangan yang ditulis oleh 26 orang.
Yang menarik adalah bahwa yang memberi kenangan dalam buku ini ada isteri Prof. Koen (Stien Koentjaraningrat) dan putrinya Sita Damayanti. Buku tersebut dieditori oleh Frieda Amran, Iwan Meulia Pirous dan Diana Damayanti. Buku tersebut diterbitkan oleh Penerbit Buku Kompas, tahun 2023.
Baca Juga: Catatan Bawah Tanah, Buku Kumpulan Sajak Fadjroel Rachman yang Ditulis Dalam Penjara Rezim Orde Baru
Penghargaan terhadap seorang ilmuwan di Indonesia pada saat berusia satu abad mungkin belum banyak dilakukan di Indonesia. Setelah sang guru besar menghadap sang PEMILIK KEHIDUPAN, tidak lagi banyak yang mengenangnya.