Mao Ning: Hubungan Ekonomi China dengan Rusia Tidak Terkait Perang di Ukraina
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Selasa, 09 April 2024 14:27 WIB
Dia menambahkan, China juga melakukan hubungan dagang sesuai hukum, sehingga negara-negara lain tidak boleh merusak hubungan China-Rusia, apalagi menuding China telah memicu konfrontasi blok.
Pada 23 Februari 2024, AS mengumumkan pembatasan perdagangan baru terhadap 93 entitas dari Rusia, China, Turki, Uni Emirat Arab, Kirgizstan, India, dan Korea Selatan karena dianggap mendukung perang Rusia di Ukraina.
Pembatasan itu menandai peringatan dua tahun perang Rusia-Ukraina yang telah berlangsung sejak 24 Februari 2022.
Baca Juga: Mengapa Angkatan Darat Membutuhkan Cabang Drone: Memetik Pelajaran dari Perang di Ukraina
Sanksi terbaru itu dirancang agar Rusia tidak bisa membeli perangkat keras atau peralatan militer yang diperlukan untuk melanjutkan perang melawan Ukraina.
Selain AS, Uni Eropa juga telah menyetujui paket sanksi terkait Rusia, termasuk terhadap tiga perusahaan China dan satu perusahaan yang berbasis di Hong Kong.
Pembatasan juga diumumkan oleh Inggris yang mencakup sanksi terhadap tiga perusahaan elektronik China.
Baca Juga: Dmitry Peskov: Konflik Rusia vs NATO Tak Terelakkan Jika Pasukan Barat Ada di Ukraina
Sejak Februari 2022, pemerintah AS telah mengerahkan sejumlah instrumen ekonomi untuk mengganggu dan melemahkan ekonomi dan mesin perang Rusia.
Selama dua tahun terakhir, Departemen Keuangan dan Departemen Luar Negeri AS telah menetapkan lebih dari 4.000 entitas dan individu yang dijatuhi sanksi terkait Rusia. ***