DECEMBER 9, 2022
Kolom

Sarman El Hakim: Sepakbola Milik Bersama, Bukan Milik Erick Thohir

image
Erick Thohir (Foto: Antara)

Oleh: Sarman El Hakim, Ketua Umum Masyarakat Sepak Bola Indonesia (MSBI)

ORBITINDONESIA.COM - Pertandingan final Piala Dunia 2006 dikejutkan oleh aksi Zidane menanduk Materazzi. Satu miliar lebih orang yang menyaksikan di dunia gugup. Mengapa kapten Perancis itu tiba-tiba bersikap brutal kepada bek Italia tersebut.

Keesokan harinya Perancis gagap. Media, penggemar dan para orang tua sepakat bertanya, “Zidane, apa yang harus kami jelaskan kepada anak-anak kami?”  

Baca Juga: Presiden Jokowi Beri Arahan PSSI agar Bikin Cetak Biru Persepakbolaan Nasional, Erick Thohir: Kita Buktikan

Insiden tersebut merupakan bukti bahwa sepakbola di negara Eropa adalah milik bersama, dikembangkan bersama dan diarahkan untuk kepentingan bersama. Sehingga semua pihak baik organisasi, media, pemilik klub, penggemar, para orangtua hingga sekolah berdiri bersama di belakang sepakbola.

Mereka berhak bertanya segala hal tentang sepakbola di negaranya. Inilah yang membuat sepak bola Eropa maju dalam kualitas individu, permainan, dan peradabannya.

Sementara di Indonesia terlihat sepakbola menjadi milik orang per orang yang dikembangkan melalui keputusan sendiri dan diarahkan untuk kepentingan pribadi. Sehingga semua pihak dalam sepakbola baik organisasi, media, pihak klub, penggemar dan para orang tua tidak dilibatkan. Bahkan mereka dijadikan sasaran untuk diperdaya.

Baca Juga: Terjadi lagi, Jadwal Pertandingan Timnas Sepakbola Indonesia Bentrok dengan Konser Coldplay di GBK

Baru-baru ini ada 3 hal terkait PSSI yang penting untuk dipertanyakan. Pertama, kebijakan naturalisasi yang ugal-ugalan. Kedua, keputusan untuk mengabaikan kesempatan menjadi tuan rumah Piala Dunia 2034. Ketiga, laporan pertanggung jawaban serta evaluasi terkait penyelenggaraan tuan rumah Piala Dunia U-17 2023. 

Pada kebijakan naturalisasi, timnas Indonesia yang baru saja berhasil mengalahkan Vietnam di penyisihan Piala Dunia 2026 zona asia. Mendapatkan ejekan dari tim Vietnam yang mengatakan mereka sedang berhadapan dengan tim Belanda B. Hal ini didasarkan pada banyaknya pemain naturalisasi dari Belanda di tim Indonesia.

Artinya, PSSI mengubah wajah Indonesia menjadi wajah Belanda. Erick Thohir sebagai ketum PSSI tampak tidak tahu sejarah PSSI. Yaitu PSSI lahir sebelum Indonesia merdeka pada tahun 1930 yang kebijakan utama dari ketum pertamanya Soeratin adalah melawan Belanda dan memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Baca Juga: Kapolri Ungkap Ada Kecurangan dalam Kompetisi Sepakbola di Indonesia usai Bertemu Ketum PSSI, Dimana?

Soeratin kala itu mencari cara untuk mendapatkan pengakuan Indonesia sebagai sebuah negara berdaulat di dunia internasional melalui keikut sertaan dalam Piala Dunia 1938 Prancis. 

Halaman:
1
2
3
Sumber: Medsos WhatsApp@IndonesiaMerdeka

Berita Terkait