Akaha Taufan Aminudin: Dalam Lipatan Perut Yogyakarta
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Senin, 29 Agustus 2022 00:43 WIB
ORBITINDONESIA - Puisi esai Di Balik Lipatan Waktu (Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta) sangat cocok untuk dijadikan referensi para pegiat literasi, terutama untuk siswa dan mahasiswa.
Ini karena isi di dalamnya bukan hanya puisi esai, tetapi mempunyai konten yang lebih, seperti catatan-catatan kejadian alam, penjabaran kalimat yang tertuang dalam catatan kaki (dengan sumber referensi yang terpercaya), sehingga sangat layak untuk dibaca karena kaya dengan sumber referensi.
Antologi puisi esai ini sangat cocok juga untuk dijadikan referensi para guru, dosen dan para pejabat pembuat kebijakan, apalagi bagi anggota dewan perwakilan rakyat.
Baca Juga: Birdgirl Karya Mya Rose Craig: Petualangan Gadis Burung Mencari Makna Hidup
Bahkan karya-karya puisi esai pun sudah merambah ke dunia akademis, baik sebagai bahan kajian ilmiah maupun sebagai bagian dari materi ajar di sekolah menengah dan perguruan tinggi.
Puisi esai dalam antologi puisi Di Balik Lipatan Waktu (Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta) Ada enam penyair tersebut adalah : Ana Ratri Wahyuni, Dhenok Kristianti, Genthong H.S.A., Isti Nugroho, Listyaning Aryanti, Otto Sukatno C.R.
Dalam dunia perpuisian, tak hanya relasi manusia dengan Sang Pencipta dan relasi antar manusia yang menjadi objek proses kreatif penyair.
Menuliskan puisi-puisinya yang merepresentasikan cerminan dari kegelisahan penyair dengan penguasa negeri ini, birokrasi, hukum dengan semena-mena dan ketidak adilan aturan sepihak dan atau penyair dengan manusia dengan cara penulisan baru puisi esai, puisi panjang bercatatan kaki, mengawinkan fakta dan fiksi.
Baca Juga: Hasil Liga 1: Rekor Kemenangan Berlanjut, Borneo FC Taklukkan Persis Solo