Kasus Sedih Nadia dan Pemutusan Sepihak Beasiswa KJMU oleh Pemprov DKI Jakarta
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Kamis, 07 Maret 2024 07:25 WIB
Padahal pendidikan tinggi, menjadi salah satu cara untuk memutus mata rantai kemiskinan di negara kita. Sejumlah praktik baik pun bermunculan, bagaimana pendidikan tinggi dapat mengubah nasib satu keluarga dari jurang kemiskinan.
Perguruan tinggi juga menjadi jembatan terakhir untuk mengantarkan mahasiswa menjadi warga negara yang kompeten serta mandiri bekerja di dunia profesional.
Sayangnya, penyiapan sumber daya manusia unggul dan berdaya saing tersebut membutuhkan biaya yang tidak murah. Alternatifnya, perlu dipenuhi secara bergotong royong oleh pemerintah, industri, dan masyarakat.
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Nizam mengakui bahwa biaya pendidikan tinggi memang tidak murah.
Data menunjukkan rata-rata biaya total pendidikan tinggi di Indonesia sekitar 2.000 dollar AS atau sekitar Rp28 juta/mahasiswa.
Biaya pendidikan tinggi di Indonesia, relatif lebih murah jika dibandingkan India yang berkisar 3.000 dolar AS per mahasiswa. Sementara, Malaysia baru seperempatnya karena biaya kuliah sekitar 7.000 dolar AS per mahasiswa. Kemudian di Singapura mencapai 25.000 dolar AS per mahasiswa, sedangkan di Australia berkisar 20.000 dolar AS, dan Amerika 23.000 dolar AS.
Baca Juga: Pentingnya Letter of Acceptance dalam Meningkatkan Peluang Diterima Beasiswa LPDP 2023
"Sementara di negara Skandinavia, biaya pendidikan memang ditanggung negara, karena masyarakat membayar pajak penghasilan tinggi. Adapun di Indonesia, pembayaran pajak masih rendah," kata Nizam, dalam bincang edukasi secara hibrida bertajuk "Mengupas Skema Terbaik dan Ringankan Pendanaan Mahasiswa di Universitas Yarsi", di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Dalam diskusi yang dihadiri Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemendikburitek Sri Suning Kusumawardani, Direktur Bisnis Konsumer PT Bank Rakyat Indonesia Tbk Handayani, Wakil Ketua Forum Rektor Indonesia Didin Muhafidin, dan Rektor Universitas YARSI Fasli Jalal sebagai penanggap.
Nizam mengatakan untuk model pendanaan kuliah berkeadilan diterapkan bagi mahasiswa, sesuai kemampuan ekonomi keluarga. Bahkan untuk mahasiswa dari keluarga miskin atau tidak mampu ada Kartu Indonesia Pintar (KIP ) Kuliah yang anggarannya lebih dari Rp13 triliun.
Meski demikian, ada tantangan bagi kelompok masyarakat menengah yang mengalami kesulitan dalam membiayai kuliah, namun kesulitan dalam mencari beasiswa.