DECEMBER 9, 2022
Ekonomi Bisnis

Tentang Beras, Duta Besar Santo Darmosumarto Bangun Kerja Sama dengan Kamboja: Ingin Impor Beras

image
Duta Besar RI untuk Kamboja Santo Darmosumarto berbincang dengan beberapa media di Jakarta Selasa 27 Februari 2024. (ANTARA)

ORBITINDONESIA.COM - Duta Besar RI untuk Kamboja Santo Darmosumarto mengupayakan kerja sama yang lebih komprehensif dalam perdagangan beras di antara kedua negara.

Menurutnya, Indonesia sudah berkeinginan mengimpor lebih banyak beras dari Kamboja, tetapi masih terkendala harga yang relatif lebih tinggi dibanding beras dari Thailand dan Vietnam—dengan selisih yang mencapai sekitar 100 dolar AS (sekitar Rp1,5 juta) per ton.

“Tetapi harga beras itu kan bisa dikatrol naik turunnya dari berbagai macam faktor, termasuk melalui kerja sama yang lebih ekstensif,” ujar Santo kepada ANTARA pada Selasa 27 Februari 2024 malam.

Baca Juga: Pemerintah Provinsi Sumatra Selatan Jamin Stok Beras Aman Hingga Lebaran 2024

Dia sekarang sedang berfokus menjajaki kemungkinan kerja sama jangka panjang dengan mengundang investasi Indonesia ke Kamboja.

Santo menyebut beberapa kemungkinan kerja sama yang tidak hanya fokus pada jual-beli beras, di antaranya kerja sama pengembangan kapasitas, investasi Indonesia di rice mill dan storage, serta peluang Indonesia melakukan countertrade untuk produk tertentu yang diperlukan Kamboja.

Peningkatan perdagangan beras, menurutnya, bisa menjadi salah satu jembatan untuk semakin meningkatkan kerja sama Indonesia-Kamboja.

Selain itu, Santo juga berupaya menyeimbangkan neraca perdagangan kedua negara yang surplus sangat besar di pihak Indonesia.

Dari 1,1 miliar dolar AS setara Rp17,2 triliun nilai perdagangan kedua negara, sekitar 900 juta dolar AS setara Rp14 triliun di antaranya adalah ekspor Indonesia ke Kamboja.

“Dari sisi ini kan berarti tidak sehat (kondisi perdagangannya).”

“Kalau ini terus berlanjut, Kamboja dibanjiri produk Indonesia tetapi mereka tidak merasa ada attachment dengan kerja sama ekonominya.”

Untuk meningkatkan perdagangan beras, Santo  mengusulkan kepada Kamboja agar berfokus menjual beras premium yang harganya tinggi, yang mungkin ada peminatnya di Indonesia.

“Saya yakin kalau orang Indonesia makan beras Kamboja, ujung-ujungnya pasti ingin makan beras Kamboja lagi karena rasanya enak.”

Beras kamboja berbulir panjang, rasanya seperti beras Jepang tetapi tidak lengket.

Indonesia dan Kamboja telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) perdagangan beras pada 2012, tetapi kerja sama tersebut baru dijalankan tahun 2023 dengan impor perdana beras Kamboja sebanyak 15.000 ton. ***

Sumber: Antara

Berita Terkait