Presiden Brasil Lula da Silva Samakan Perang di Gaza dengan Holokaus
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Senin, 19 Februari 2024 10:04 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva pada Minggu, 18 Februari 2024 menggambarkan serangan Israel di Gaza sebagai "genosida", serta menyamakan peristiwa itu dengan tindakan Holokaus oleh pemimpin Nazi Adolf Hitler, sebut media setempat.
"Apa yang terjadi di Jalur Gaza bukan perang, melainkan genosida," sebut saluran Canal Gov Brazil mengutip Lula da Silva.
"Apa yang terjadi di Jalur Gaza terhadap rakyat Palestina bukannya belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah. Itu telah terjadi: ketika Hitler memutuskan membunuh orang-orang Yahudi,” kata Lula da Silva kepada wartawan di Addis Ababa, di sela-sela pertemuan puncak Uni Afrika.
Baca Juga: Presiden AS Joe Biden Kecam Bencana Kemanusiaan Akibat Serangan Israel di Gaza
"Itu bukan perang tentara melawan tentara. Itu adalah perang antara tentara yang sangat siap dengan perempuan dan anak-anak,” lanjutnya.
Israel kemudian mengkritik Lula karena menyamakan perang Israel di Jalur Gaza dengan Holokaus terhadap Yahudi oleh Hitler.
Tel Aviv mengatakan akan memanggil utusan negara Amerika Selatan tersebut sebagai langkah protes resmi pada Senin, 19 Februari 2024.
Baca Juga: Krisis Gaza: Malaysia dan Jepang Sangat Prihatin atas Serangan Besar-besaran Israel di Kota Rafah
Dalam sebuah pernyataan, Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz menyebut pernyataan Lula "memalukan" dan "serius".
"Tidak ada yang boleh mengganggu hak Israel dalam membela diri. Saya telah memerintahkan orang-orang di kantor saya guna memanggil duta besar Brasil untuk panggilan teguran besok,” cuit Katz di X.
Sementara itu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan presiden Brasil itu "melewati batas."
Baca Juga: PBB: 162 Unit Sekolah di Gaza Kena Serangan Israel
"Kata-kata presiden Brasil memalukan dan mengkhawatirkan," ujarnya dalam sebuah pernyataan.
"Ini tentang meremehkan Holokaus dan mencoba merugikan orang-orang Yahudi dan hak Israel untuk membela diri,” lanjutnya.
Perdana Menteri Israel itu berpendapat bahwa Tel Aviv berjuang untuk masa depannya “sambil menjunjung hukum internasional.”
Baca Juga: UNRWA: 84 Persen Fasilitas Kesehatan di Gaza Terdampak Agresi Israel, Banyak yang Hancur
Israel menggempur Jalur Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober.
Serangan negara Zionis tersebut menewaskan hampir sebanyak 29.000 orang dan menyebabkan kehancuran massal serta kekurangan berbagai bahan kebutuhan pokok, sementara kurang dari 1.200 warga di Israel diyakini tewas dalam serangan Hamas.
Perang Israel di Gaza telah menyebabkan 85 persen penduduk wilayah tersebut mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur di wilayah tersebut telah rusak atau hancur, menurut PBB.
Baca Juga: Antonio Tajani: G7 Dukung Pendirian Negara Palestina dan Serukan Dihentikannya Pertempuran di Gaza
Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional. Keputusan sementara pada bulan Januari memerintahkan Tel Aviv untuk menghentikan tindakan genosida dan menjamin bahwa bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza. ***