Alex Runggeary: Papua di Dalam dan di Luar Pilpres 2024
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Minggu, 28 Januari 2024 12:54 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Dalam satu video yang beredar luas di medsos, Mahfud MD mengatakan, buat apa membangun Papua, suara elektoralnya hanya 1.800.000 tidak akan berpengaruh.
Beliau yakin akan menang walau tanpa suara dari Papua. Dalam konteks ini beliau benar. Namun seorang tokoh Papua dan satu video yang beredar menyatakan protes keras atas pernyataan pak Mahfud ini.
Dan saya pikir demikian juga orang Papua lainnya yang menonton video itu. Ingat, politik itu tidak matematis belaka tetapi juga ada unsur keterlibatan manusia di dalamnya. Ada hati, ada rasa.
Baca Juga: Alex Runggeary: Budaya dan Perkembangan Zaman, Belajar dari Malioboro
Lain pula dengan Gibran, "Saya di sini untuk memastikan program-program pembangunan apa yang berguna untuk Papua. Saya tidak mengejar kemenangan semata-mata."
Siapa Anda pikir telah mengambil hati rakyat Papua? Kata orang, suara kita yang hanya satu ini menentukan masa depan Indonesia. Lalu apakah 1.800.000 suara itu tak sedikitpun punya arti?
Ingat! 1. Sumbangan Papua untuk Kas Negara itu 70% (CNBC Indonesia, 19 Juni 2023:11:57(. Satu jumlah yang tidak main-main. Apalagi negara sedang kekurangan sumber dana tunai dalam negeri.
Baca Juga: Alex Runggeary: Kopi Paling Enak se Dunia
Pemerintah terus memakai berbagai jurus menaikan pajak, yang pada dasarnya sudah jenuh (saturated). Di sisi lain negara berkewajiban membayar bunga utang luar negeri yang telah jatuh tempo, situasi tak terelakkan.
Tidak ada jalan lain, selain harus menambah utang luar negeri untuk menjaga keseimbangan pengeluaran negara (APBN). Dalam konteks ini, kedudukan Papua sangat penting dan menentukan untuk Indonesia.
2. Luas willayah Papua 20 persen dari luas Indonesia. Itu sesuatu banget.
Baca Juga: Alex Runggeary: Soempah Pemoeda, Moeda dan Majoe
3.Sejarah Papua masuk ke Indonesia selalu tercatat dengan baik dalam benak setiap warga Papua Asli maupun kelahiran Papua, bahwa proses masuknya Papua lewat PEPERA 1969 itu penuh dengan kecurangan (The Darkened Valley, novel, Alex Runggeary 2016).
4. Apalagi data BPS mencatat, rakyat Papua termiskin seluruh Indonesia. Berkontradiksi dengan dana triliunan yang digelontorkan ke Papua. Jelas terindikasi - mismanajemen. Apakah ini bukan bom waktu? Tentu saja kalau terus dibiarkan. Dan harus diingat, dalam sejarah dunia pemberontakan di manapun selalu dipicu oleh rakyat yang miskin.
5. Selain yang pasti tidak akan ada referendum karena sudah dapat diduga hasilnya.
Baca Juga: Alex Runggeary: Candu
Prof Emil Salim mengingatkan Ganjar agar jangan lupa membangun Papua. Kita sebagai bangsa sepatutnyalah melihat semua kita sebagai saudara. Orang dengan hati yang tenang melihat sesuatu lebih jernih. NKRI lebih besar pertaruhannya
Dalam beberapa peristiwa, saya mencatat beberapa pernyataan Mahfud yang disadari ataupun tidak menggerus (undermine) dari dalam kekuatan opini 03.
Peristiwa pertama yang saya ingat adalah ketika debat terakhir Cawapres, yang menurut saya Cak Imin yang jelas dan tegas pendirian, dan kedua prof Mahfud.
Baca Juga: Alex Runggeaery: Natal dan Nasi Goreng 1960
Sangat disayangkan pada saat closing statement di ruang media, di depan para wartawan, beliau mengucapkan terima kasih ke Pak Jokowi.
Buat saya itu blunder, karena membuat - stand point - 03 lemah. Tak tegas sebagai oposisi. Walau secara etis baik, tapi timingnya tidak pas. Dan peristiwa kedua, adalah pernyataan beliau dalam video tersebut.
Dan harus diingat, perang OPM, apapun label yang diberikan kepada kelompok ini akan segera memasuki - perang satu abad - perang terpanjang dalam sejarah Indonesia modern.
Baca Juga: Alex Runggeary: Kegelisahan I.S. Kijne dan Nurani
Kebanyakan orang Papua sebenarnya tak menginginkan konflik ini. Manusia pada umumnya ingin hidup damai dan melupakan masa lalu. Dan jangan lupa upaya dari pihak keamanan untuk melakukan pembinaan teritorial.
Jasa mereka harus dihormati. Rakyat kebanyakan di daerah konflik sudah sangat menderita, karena mereka harus hidup dalam pengungsian. Enough is enough!
Kita semua berkewajiban menyadari dalam konteks yang faktual, agar tidak menambah api ke dalam sekam. Mari hidup dalam damai NKRI!
Baca Juga: Aparat TNI Merebut dan Kuasai Markas Kelompok Separatis TPNPB di Maybrat, Papua Barat Daya
Selamat menyongsong PEMILU Jurdil, bebas rahasia. Datanglah ramai ramai ke TPS. Di bilik suara hanya ada Anda, Nurani dan Tuhan. Satu suara Anda menentukan masa depan Indonesia. Selamat menyoblos!
(Oleh: Alex Runggeary, penulis dan peneliti) ***