Thursday, Jan 9, 2025
Kolom

Alex Runggeary: Papua di Dalam dan di Luar Pilpres 2024

image
Alex Runggeary (foto: koleksi pribadi)

ORBITINDONESIA.COM - Dalam satu video yang beredar luas di medsos, Mahfud MD mengatakan, buat apa membangun Papua, suara elektoralnya hanya 1.800.000 tidak akan berpengaruh.

Beliau yakin akan menang walau tanpa suara dari Papua. Dalam konteks ini beliau benar. Namun seorang tokoh Papua dan satu video yang beredar menyatakan protes keras atas pernyataan pak Mahfud ini.

Dan saya pikir demikian juga orang Papua lainnya yang menonton video itu. Ingat, politik itu tidak matematis belaka tetapi juga ada unsur keterlibatan manusia di dalamnya. Ada hati, ada rasa.

Baca Juga: Alex Runggeary: Budaya dan Perkembangan Zaman, Belajar dari Malioboro

Lain pula dengan Gibran, "Saya di sini untuk memastikan program-program pembangunan apa yang berguna untuk Papua. Saya tidak mengejar kemenangan semata-mata."

Siapa Anda pikir telah mengambil hati rakyat Papua? Kata orang, suara kita yang hanya satu ini menentukan masa depan Indonesia. Lalu apakah 1.800.000 suara itu tak sedikitpun punya arti?

Ingat! 1. Sumbangan Papua untuk Kas Negara itu 70% (CNBC Indonesia, 19 Juni 2023:11:57(. Satu jumlah yang tidak main-main. Apalagi negara sedang kekurangan sumber dana tunai dalam negeri.

Baca Juga: Alex Runggeary: Kopi Paling Enak se Dunia

Pemerintah terus memakai berbagai jurus menaikan pajak, yang pada dasarnya sudah jenuh (saturated). Di sisi lain negara berkewajiban membayar bunga utang luar negeri yang telah jatuh tempo, situasi tak terelakkan.

Tidak ada jalan lain, selain harus menambah utang luar negeri untuk menjaga keseimbangan pengeluaran negara (APBN). Dalam konteks ini, kedudukan Papua sangat penting dan menentukan untuk Indonesia.

2. Luas willayah Papua 20 persen dari luas Indonesia. Itu sesuatu banget.

Baca Juga: Alex Runggeary: Soempah Pemoeda, Moeda dan Majoe

3.Sejarah Papua masuk ke Indonesia selalu tercatat dengan baik dalam benak setiap warga Papua Asli maupun kelahiran Papua, bahwa proses masuknya Papua lewat PEPERA 1969 itu penuh dengan kecurangan (The Darkened Valley, novel, Alex Runggeary 2016).

Halaman:
Sumber: Alex Runggeary

Berita Terkait