DECEMBER 9, 2022
Kolom

Alex Runggeary: Papua di Dalam dan di Luar Pilpres 2024

image
Alex Runggeary (foto: koleksi pribadi)

4. Apalagi data BPS mencatat, rakyat Papua termiskin seluruh Indonesia. Berkontradiksi dengan dana triliunan yang digelontorkan ke Papua. Jelas terindikasi - mismanajemen. Apakah ini bukan bom waktu? Tentu saja kalau terus dibiarkan. Dan harus diingat, dalam sejarah dunia pemberontakan di manapun selalu dipicu oleh rakyat yang miskin.

5. Selain yang pasti tidak akan ada referendum karena sudah dapat diduga hasilnya.

Prof Emil Salim mengingatkan Ganjar agar jangan lupa membangun Papua. Kita sebagai bangsa sepatutnyalah melihat semua kita sebagai saudara. Orang dengan hati yang tenang melihat sesuatu lebih jernih. NKRI lebih besar pertaruhannya

Baca Juga: Alex Runggeary: Budaya dan Perkembangan Zaman, Belajar dari Malioboro

Dalam beberapa peristiwa, saya mencatat beberapa pernyataan Mahfud yang disadari ataupun tidak menggerus (undermine) dari dalam kekuatan opini 03.

Peristiwa pertama yang saya ingat adalah ketika debat terakhir Cawapres, yang menurut saya Cak Imin yang jelas dan tegas pendirian, dan kedua prof Mahfud.

Sangat disayangkan pada saat closing statement di ruang media, di depan para wartawan, beliau mengucapkan terima kasih ke Pak Jokowi.

Baca Juga: Alex Runggeary: Kopi Paling Enak se Dunia

Buat saya itu blunder, karena membuat - stand point - 03 lemah. Tak tegas sebagai oposisi. Walau secara etis baik, tapi timingnya tidak pas. Dan peristiwa kedua, adalah pernyataan beliau dalam video tersebut.

Dan harus diingat, perang OPM, apapun label yang diberikan kepada kelompok ini akan segera memasuki - perang satu abad - perang terpanjang dalam sejarah Indonesia modern.

Kebanyakan orang Papua sebenarnya tak menginginkan konflik ini. Manusia pada umumnya ingin hidup damai dan melupakan masa lalu. Dan jangan lupa upaya dari pihak keamanan untuk melakukan pembinaan teritorial.

Baca Juga: Alex Runggeary: Soempah Pemoeda, Moeda dan Majoe

Jasa mereka harus dihormati. Rakyat kebanyakan di daerah konflik sudah sangat menderita, karena mereka harus hidup dalam pengungsian. Enough is enough!

Halaman:
Sumber: Alex Runggeary

Berita Terkait