Diskusi Satupena, Satrio Arismunandar: Malari 1974 Penting Dikaji Karena Masih Relevan dengan Kondisi Indonesia Sekarang
- Penulis : Satrio Arismunandar
- Jumat, 19 Januari 2024 06:12 WIB
Namun, Satrio juga memaparkan ada perbedaan konteks antara situasi saat Malari 1974 dan Indonesia 2024 sekarang. Dulu tak ada kebebasan politik. Jumlah partai politik dibatasi.
“Sekarang Indonesia menganut sistem multipartai. Setiap orang bebas mendirikan partai. Presiden, kepala daerah, dan anggota parlemen dipilih langsung lewat pemilu,” lanjutnya.
Zaman Soeharto tahun 1974, tidak ada kebebasan pers. Jumlah media cetak dibatasi. Akses informasi dikontrol oleh negara. Belum ada internet dan media sosial.
Baca Juga: Diskusi SATUPENA, Satrio Arismunandar: Hak Asasi Manusia dan Pembaruan Islam Terus Berkembang
“Sekarang, berkat kemajuan teknologi informasi dan adanya media sosial, negara tidak bisa mengontrol arus informasi. Di sini gerakan perlawanan bisa melontarkan isu-isu kritis,” sambung Satrio.***