Ganjar-Mahfud Dapat Dukungan dari Masyarakat Adat Banyumas dan Cilacap: Menegakkan Tatanan Hukum
- Penulis : Krista Riyanto
- Rabu, 27 Desember 2023 07:55 WIB
ORBITINDONESIA.COM - Masyarakat adat dari 23 desa adat di Kabupaten Banyumas dan Cilacap, Jawa Tengah, mendeklarasikan diri mendukung Ganjar Pranowo-Mahfud MD di Pilpres 2024.
Deklarasi yang dikemas dalam kegiatan Umbul Donga (mengangkat doa, red) digelar di Lapangan Desa Pekuncen, Kecamatan Jatilawang, Kabupaten Banyumas, Selasa malam itu, juga melibatkan komunitas dan sukarelawan pendukung Ganjar-Mahfud.
Umbul Donga yang dipimpin oleh Mbah Sumitro selaku sesepuh masyarakat adat Bonokeling (Desa Pekuncen) itu berisi beberapa sanepa atau ungkapan berbahasa Jawa.
Doa itu, ditujukan untuk mengajak masyarakat adat di Kabupaten Banyumas dan Cilacap bersama-sama mewujudkan pemilu damai serta memenangkan Ganjar-Mahfud.
Acara tersebut diakhiri pagelaran wayang kulit semalam suntuk dengan lakon "Kresna Dhuta" yang dimainkan oleh Ki Dalang Eko Suwaryo dari Kebumen.
Sewaktu ditemui di sela acara, pemrakarsa kegiatan Bambang Barata Aji mengakui masyarakat adat Banyumas dan Cilacap banyak yang tidak mengetahui peta politik menjelang Pemilu 2024.
"Kebetulan karena kami dekat dengan masyarakat adat, maka saya ingin kumpulkan ini. Awalnya itu saya ditanya oleh Mbah Mitro 'nanti presidennya siapa?', kemudian saya jawab 'sudah begini saja, kalau soal itu nanti saya ceritakan'," katanya.
Ia mengaku jika awalnya hanya ingin memberikan hiburan kepada masyarakat adat Bonokeling serta membawa suasana pemilu yang damai, guyub, dan rukun melalui pergelaran wayang kulit tersebut.
Oleh karena Bambang tergabung dalam tim pemenangan Ganjar-Mahfud, dia pun memberi penguatan untuk memenangkan Ganjar-Mahfud.
"Tapi yang utama pesan moralnya adalah acaranya acara budaya dan kebetulan Tim Ganjar-Mahfud belum ada acara besar di Banyumas. Nah, saya ingin mengawali ini dengan pendekatan budaya dan pesan moralnya sama seperti yang disampaikan Mbah Mitro tadi, pemilunya damai dan sukses," katanya.
Dalam hal ini, kata dia, Kresna menjadi utusan Pandawa untuk memintakan haknya yang selama ini dikuasai oleh Kurawa.
Menurut dia, lakon tersebut juga untuk mengkritisi kecarutmarutan situasi politik saat ini karena hak itu merupakan sesuatu yang benar, sehingga harus dikembalikan kepada haknya.
"Bahwa hari ini ada suasana yang kelihatannya menuju tidak benar, inilah pesan moralnya, Kresna itu 'kan selain cendekia juga merupakan orang yang sangat mengerti pranata, mengerti hukum. Ini bagian dari upaya untuk mengembalikan hukum sebagai tatanan dalam masyarakat," katanya menjelaskan.
Bambang mengatakan hal itu disebabkan yang menata masyarakat adalah hukum, bukan kekuasaan.
Ketua panitia, Suho, mengatakan Umbul Donga komunitas dan masyarakat adat tersebut sebagai rangkaian kegiatan menuju kemenangan pasangan Ganjar-Mahfud yang dijalankan dengan tersistem, terukur, dan bermartabat.
Menurut dia, lakon "Kresna Dhuta" yang dimainkan dalam pagelaran wayang kulit tersebut merupakan aspirasi para pemerhati budaya dan masyarakat adat karena melihat situasi serta suasana demokrasi menjelang Pilpres 2024 yang terlihat ada sedikit gonjang-ganjing.
"Situasi itu tidak bisa menjadi pijakan bagi masyarakat awam akan berpihak kepada siapa dan akan mendukung siapa, Indonesia akan menjadi apa ke depannya.”
“Atas musyawarah dan kesepakatan para pemangku adat, tokoh masyarakat, pegiat, dan komunitas, kami mengambil lakon 'Kresna Dhuta'," katanya menjelaskan. ***