Diskusi Buku di IAIN Bangka Belitung, Membedah Pemikiran Denny JA tentang Agama sebagai Warisan Kultural
- Penulis : Krista Riyanto
- Jumat, 22 Desember 2023 14:44 WIB
Mereka adalah tokoh-tokoh pencerahan karena pemikiran mereka mengubah paradigma dan menawarkan sesuatu yang berbeda. Pemikiran Islam yang berkembang di luar itu, menurut Gaus, cenderung mengikuti arus utama, sehingga memperkuat konservatisme.
“Praktis setelah era Cak Nur, Gus Dur, Buya Syafii, dan gerakan semacam Islam liberal, kita tidak menemukan lagi pemikiran yang mendobrak. Wacana keagamaan menjadi stagnan.
Untunglah saya kemudian membaca pemikiran Denny JA yang benar-benar berbeda dari pemikiran siapapun sebelumnya.
“Inilah yang disebut pencerahan,” ujar Gaus.
Pemikiran Baru
Ia melanjutkan, pandangan Denny JA bahwa agama-agama merupakan warisan bersama umat manusia adalah pemikiran baru yang akan mengubah kesadaran umat manusia dalam memandang perbedaan dan sekaligus memosisikan agama mereka di hadapan agama-agama lain.
“Ini terobosan luar biasa dalam pemikiran keagamaan di luar perspektif teologi. Di masa depan pandangan ini akan menjadi tesis besar dan akan terus bergulir memengaruhi diskursus keagamaan dan perdamaian.”
“Harusnya ini diadopsi oleh pemerintah yang sekarang sedang gencar mengkampanyekan moderasi beragama,” tambahnya.
Pemikiran Denny JA bahwa agama adalah warisan kultural milik bersama umat manusia, menurut Gaus, menjadi jalan keluar dari kebuntuan teologi yang selama ini mempersepsi agama sebagai kebenaran mutlak.
Pandangan teologis inilah yang telah menyumbang pada kekerasan berdarah sepanjang sejarah.