Profesi Penulis Tetap Eksis Kendati Ada Artificial Intelligence
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Jumat, 10 November 2023 17:35 WIB
ORBITINDONESIA.COM - “Kita meyakini profesi penulis tidak akan pernah mati karena setiap zaman membutuhkan narasi. Narasi yang baik hanya dihasilkan oleh penulis yang baik pula,” kata Ketua Umum Perkumpulan Penulis Satupena Denny JA, ketika membuka Pelatihan Menulis Satupena ke-2 yang berlangsung pada 9-11 November 2023.
Selepas pelatihan ini, para peserta pelatihan akan mempunyai skil menulis yang baik dan strategis yang bisa digunakan untuk menulis fiksi maupun nonfiksi.
Selain itu, peserta pelatihan juga akan memiliki wawasan bisnis kepenulisan yang dibutuhkan dalam profesi penulis.
Baca Juga: BREAKING NEWS: MUI Keluarkan Fatwa Haram Dukung Agresi Israel ke Palestina dan Dukung Boikot
Satupena sejak lama memiliki slogan bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang juga melahirkan penulis besar. Kita meyakini penulis tidak pernah mati karena setiap zaman membutuhkan narasi. Narasi yang baik dihasilkan oleh penulis yang baik pula.
Sebelumnya Denny JA mengutip berita US News tentang demonstrasi oleh 11.500 penulis yang menentang penggunaan Artificial intelligence pada pembuatan skenario film dan televisi.
Mereka merasa terancam karena pekerjaan mereka semakin diambil alih oleh AI. Demo unik berlangsung sampai 148 hari, mulai bulan Mei hingga September 2023, termasuk salah satu demo terlama yang pernah ada.
Di sisi lain, Denny JA juga mengungkapkan, di saat yang sama lahir orang yang kaya raya karena berprofesi sebagai penulis. Mereka memiliki aset triliunan rupiah. Antara lain, JK Rowling memiliki kekayaan Rp16 triliun, penulis cerpen Stephen King menghasilkan Rp6 triliun, dan lainnya.
Baca Juga: Hasil Practice MotoGP Malaysia, Alex Marquez Patahkan Dominasi Jorge Martin
Pelatihan menulis bertajuk Creative Writing Session ini yang mengundang daya tarik besar dari publik. Jumlah pendaftar pada pelatihan yang berlangsung secara online ini adalah 460 orang. Narasumber pada pelatihan ini adalah Asep Herna, Budiman Hakim, dan Eka Budianta.
Jurus Menulis Kekinian: Automatic Writing
Narasumber Asep Herna menyajikan topik yang sama sekali baru dalam penulisan. Penulis yang berasal dari dunia periklanan ini sudah sejak lama menekuni Hipnoterapi.
Dia lalu mengembangkan pendekatan baru dalam menulis menggunakan keahliannya ini, yang disebutnya automatic writing. Jurus menulis ini mampu menggali data yang luar biasa banyaknya dari bawah sadar manusia atau subconscious mind. Selain itu, auto writing ini juga mampu mengatasi writer's block yang sering dihadapi oleh penulis.
Baca Juga: Satrio Arismunandar: Sekolah Muhammadiyah di Daerah 3T Bisa Jadi Model Dialog Antar-Umat Beragama
Asep Herna, penulis buku The Power of Hypnotic Copywriting, menjelaskan panjang lebar tentang cara mengeluarkan data di bawah alam sadar tadi. Dia juga mengajak peserta pelatihan untuk mempraktikkan langsung keampuhan Hypnowriting ini kepada peserta pelatihan.
Kata Asep, subconscious mind merupakan area kesadaran, tempat menyimpan data yang tak terbatas jumlahnya pada setiap orang. Data tersebut diterima oleh 5 indra manusia sepanjang hidupnya. Untuk memanggil data itu diperlukan automatic writing, bagian dari hypnowriting.
Automatic writing merupakan proses menulis yang memungkinkan terjadinya koneksi langsung dan otomatis antara gudang data di subconscious dengan penulis melalui jari-jari mereka di atas keyboard komputer.
Koneksi langsung ini terjadi tanpa intervensi rasionalitas diri (pikiran sadar) sang penulis.
Koneksi ini terjadi ketika penulis tersebut trance, yaitu proses transisi kesadaran dari conscious mind (pikiran sadar) ke subconscious mind (pikiran bawah sadar). Trance di sini tidak ada hubungannya dengan klenik.
Seperti kita ketahui kesadaran manusia itu bertingkat. Yang paling rendah adalah disebut Pikiran Sadar, atau disebut otak berada pada gelombang beta. Listrik di saraf otak berkisar 24-12 cps (cycle per second). Contoh kesadaran beta ini adalah perbuatan keseharian kita: ngobrol, bekerja, mengangkat gelas, dan lain sebagainnya.
Kesadaran kedua adalah pikiran bawah sadar. Ketika ini otak berada dalam gelombang alpha, dengan putaran listrik 12-8 cps. Contohnya adalah ketika seseorang sedang konsentrasi pada suatu hal.
Pikiran bawah sadar kedua adalah otak berada pada gelombang theta, dengan putaran listrik 8-4 cps. Pada saat ini otak sedang bekerja maksimal, kondisi seseorang berada di area paling cerdas, dan trance.
Posisi ini adalah sesaat seseorang menjelang tertidur. Pada saat tidur, seseorang berada pada gelombang delta, 4-01 cps. Jadi, antara gelombang theta dan delta jaraknya tipis sekali.
Kesadaran theta ini membuat seseorang berada pada kondisi sangat rileks. Menurut Asep Herna, ketika berada di level theta ini memori sunconconscius bisa dikeluarkan dengan maksimal.
Asep menamakan seseorang berada di ruang imajinasi pada tahap kesadaran theta ini, dan menganjurkan menulis saja mengikuti kata hati, kata pikiran, dituntun jari tanpa mengindahkan semua aturan bahasa, kode etik, rambu-rambu lain dalam penulisan. Pokoknya menulis saja mengikuti jari.
Banyak keajaiban yang muncul pada tulisan seseorang jika dia menulis di ruang imajinasi ini. Ini terjadi karena penulis tersebut mengabaikan semua yang menghalangi dalam menulis, termasuk tata bahasa, ejaan, sopan santun, dan aturan dan norma lain. Semua kata meluncur saja tanpa halangan.
Baca Juga: Dr Abdul Aziz: Robohnya Mahkamah Konstitusi Kami
Setelah selesai bekerja di ruang imajinasi, tulisan tersebut dibawa ke ruang editing. Di ruang ini, penulis baru merapihkan tulisan tersebut menurut aturan bahasa, sopan santun, peraturan, menjaga nama baik orang, dan aturan lainnya. Membuang hal-hal yang tidak diperlukan atau melanggar hukum, norma, adat, dan sebagainya.
Pembicara yang ahli hypnoteraphy ini juga mengatakan bahwa hypnowriting yang dikembangkannya ini mampu mengatasi writer's block, yang terjadi pada penulis.
Asep menceritakan pengalaman seorang peserta pelatihan di tempat lain yang berhasil mengatasi writer's block setelah mengikuti pelatihan automatic writing ini.
Asep Herna mempraktikkan dan menuntun para peserta memasuki kesadaran theta tadi dengan beberapa latihan hypno writing. Beberapa peserta yang tidak bisa bertahan di level kesadaran theta akan melompat ke tahap gelombang delta atau tertidur.
Pelatihan Menulis Satupena ke-2 ini diselenggarakan oleh Perkumpulan Penulis Satupena Pusat. Narasumber hari kedua, Jumat 10 November, adalah Budiman Hakim dengan topik Ide-ide Komunikasi Bisnis dalam Penulisan.
Sedangkan hari terakhir akan tampil Eka Budianta, penulis senior, yang akan bercerita tentang “Menulis yang Mengubah Nasibnya”.
Eka mengajak para peserta pelatihan ikut menulis dengan angle yang sama “Menulis yang mengubah nasib” dan dikumpulkan ke panitia. “Siapa tahu bisa kita bukukan,” kata Eka Budianta.
(jonminofri) ***