Ari Sulistyanto: Perlukah Stealing Thunder Buat Ganjar Pranowo?
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Senin, 18 September 2023 04:24 WIB
Baca Juga: Di Depan Relawan Tiba-tiba Sebut Erick Thohir, Jokowi: Bersuara Nggak Apa-apa
Strategi ini awalnya dipraktikkan oleh pengacara dalam membela terdakwa di persidangan. Kejujuran terdakwa diperlukan dengan tujuan untuk meringankan atau membebaskan terdakwa. Kemudian strategi ini berkembang luas dipraktikkan dalam dunia bisnis, sosial, maupun politik.
Dalam beberapa kasus, strategi ini cukup efektif meredam isu negatif yang akan menyerang menjadi positif, bahkan bisa menimbulkan simpati. Salah satu contoh “stealing thunder” adalah yang secara efektif digunakan bintang tenis Maria Sharapova.
Ia secara jujur mengungkapkan lebih dahulu kepada masyarakat umum melalui konferensi pers bahwa dia telah dites positif menggunakan zat terlarang pada turnamen Australia Terbuka.
Pengumuman itu sengaja ia lakukan sebelum pihak panitia turnamen mengetahui. Meskipun pengungkapan ini merugikan sejumlah sponsor terkenal, termasuk Nike, Avon, Porsche, dan Tag Heuer, Sharapova mendapatkan dukungan luas dari masyarakat umum.
Baca Juga: Menemukan Ketenangan dalam Gerak, Inilah Rekomendasi 5 Spot Jogging di Jakarta
Bahkan rivalnya bintang tenis terkenal Serena Williams memuji Sharapova karena keberanian mengungkapkan kesalahan dirinya menggunakan narkoba. Kendati rivalitas di lapangan terus berlanjut, Sharapova telah memberikan pelajaran bahwa membuka kejujuran lebih awal membuat kredibilitasnya terjaga.
Contoh lain, “stealing thunder” digunakan secara efektif sebagai strategi manajemen krisis yang melibatkan pembawa acara televisi tengah malam yang terkenal, David Letterman. Letterman gerah atas rahasia pribadi yang dijadikan ajang pemerasan untuk menghancurkan reputasinya.
Strategi proaktif dilakukan dengan mengumumkan kepada publik bahwa dia telah terlibat dalam beberapa hubungan di luar nikah dengan stafnya. Pengumuman Letterman ini menutup liputan media massa untuk melakukan investigasi lebih lanjut.
Kemanjuran “stealing thunder” ini juga telah dieksplorasi dalam pengaturan bisnis dan tempat kerja. Misalnya, publik menilai sebuah organisasi dianggap lebih kredibel ketika mengungkapkan diri adanya krisis dibandingkan ketika publik diminta menerima informasi krisis dari sumber pihak ketiga.