DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Perilaku Guru yang Ngawur: 19 Siswi Dibotaki Hanya Gara-gara Tak Pakai Dalaman Jilbab

image
Ilustrasi, hanya karena tidak pakai ciput jilbab, rambut 19 siswi SMPN 1 Lamongan dibotaki oleh guru.

ORBITINDONESIA.COM - Guru di SMP Negeri 1 Sidodadi, Lamongan ini aneh banget! Masa' dia kalap ketika tahu ada siswi di sekolahnya yang menggunakan jilbab tanpa ciput?

Ciput itu kan cuma dalaman jilbab, yang fungsinya untuk mencegah rambut keluar-keluar dari jilbab. Nah, cuma gara-gara ciput ini, si guru marah-marah tak keruan.

Dan bentuk kemarahannya sangat tidak masuk akal. Dia membotaki 19 siswi yang ketahuan tak pakai ciput, dalaman jilbab. Kan kesannya seperti mengidap ganguan mental ya?

Baca Juga: Survei LSI: Elektabilitas Ganjar Pranowo 37 Persen, Prabowo 35,3 Persen, dan Anies 22,2 Persen

Si guru itu, EN inisialnya, bilang dia sudah sering mengingatkan para siswi mengenakan ciput.

Ketika untuk kesekian kalinya, saat penertiban pakaian siswi, dia mengetahui masih ada 19 siswi kelas 9 yang tidak mengenakan ciput, kemarahannya tak terbendung.

Sesudah sekolah, siswi-siswi itu ia kumpulkan dan dicukur habis rambutnya. Para orangtua yang tidak terima dengan perlakuan biadab itu, langsung melayangkan protes.

Sekarang EN sudah ditarik dan dinonaktifkan oleh Dinas Pendidikan Lamongan. Dia juga sudah minta maaf.

Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Sidodadi juga menyatakan sudah ada kesepakatan damai antara guru dan orangtua. Hal semacam ini tidak boleh lagi terulang di manapun.

Baca Juga: DAFTAR LENGKAP Hari Penting di Bulan September 2023, Skala Nasional dan Internasional, Catat dan Simpan

Kewajiban berjilbab saja sebenarnya tidak boleh diterapkan di sebuah sekolah negeri yang seharusnya menghargai hak asasi setiap siswi dalam berpakaian. Apalagi kewajiban berciput.

Dan kalaupun dianggap melanggar aturan berpakaian, tidak ada hak guru untuk mempermalukan murid semacam itu. Guru semacam itu sama sekali tidak memahami prinsip pendidikan yang baik dan benar.

Harusnya ada tindakan tegas buat pelaku, agar guru lain menjadi jera dan tidak mengikuti perilaku guru tersebut.

Yuk ciptakan lingkungan sekolah yang ramah bagi anak!***

Berita Terkait