Opini Denny JA: JAKARTA MENANGIS
- Penulis : Dimas Anugerah Wicaksono
- Senin, 21 Agustus 2023 12:23 WIB
Great Smog of London dikenang sebagai tragedi sekaligus momen perubahan. Ia merenggut nyawa ribuan orang. Namun, ia juga menyebabkan perubahan penting dalam pengendalian polusi udara.
Di London, Undang-Undang Udara Bersih tahun 1956 disahkan sebagai respon atas tragedi The Great Smog.
Undang-undang ini menyebabkan pengurangan signifikan pemakaian batu bara dan sumber polusi udara lainnya.
Pengaruh Great Smog juga menjalar ke negara lain. Di Amerika Serikat, Clean Air Act tahun 1970 telah membantu mengurangi polusi udara dari mobil, pabrik, dan pembangkit listrik.
Di Beijing, pemerintah telah mengambil sejumlah langkah untuk meningkatkan kualitas udara, termasuk mematikan pembangkit listrik tenaga batu bara dan berinvestasi pada transportasi umum.
-000-
Bagaimana dengan polusi udara di Jakarta? Apa penyebab dan solusi? Apa yang harus dikerjakan pemerintah? Apa yang bisa dibantu masyarakat?
Lain di London, lain di Jakarta. Ada sejumlah faktor yang berkontribusi terhadap polusi udara Jakarta, antara lain:
Emisi kendaraan: Jakarta memiliki populasi lebih dari 11 juta orang. Jumlah kendaraan di jalan terus meningkat. Ini sumber utama polusi udara. Kendaraan mengeluarkan polutan berbahaya seperti nitrogen oksida, sulfur dioksida, dan partikel.
Debu konstruksi: Jakarta kota yang berkembang pesat. Banyak kegiatan konstruksi yang dilakukan. Debu konstruksi ini juga berkontribusi terhadap polusi udara.