DECEMBER 9, 2022
Orbit Indonesia

Kawal Rancangan Peraturan Presiden soal Kerukunan Umat Beragama

image
Ibadah umat beragama. Perlu kerukunan antar umat beragama.

Karena itu, inklusi penghayat kepercayaan harus dilembagakan melalui rancangan Perpres ini.

Rancangan Perpres ini juga dianggap masih berpotensi menimbulkan diskriminasi bagi kelompok minoritas, terutama dalam hal pendirian rumah ibadah. Persoalan pendirian tempat ibadah selalu jadi salah satu kasus dominan dari kasus pelanggaran kebebasan beragama dan berkeyakinan.

Data Setara selama 2007-2022 menunjukkan ada 573 kasus gangguan terhadap peribadatan dan tempat ibadah. Itu dipicu antara lain karena ketentuan-ketentuan diskriminatif soal pendirian rumah ibadah yang diatur dalam PBM.

Baca Juga: Kalungkan Bendera Merah Putih di Leher Anjing, Kok Jadi Tersangka

Asal tahu saja, dalam PBM, untuk mendapat izin pendirian rumah ibadah dari pemerintah, panitia harus memenuhi sejumlah persyaratan. Di antaranya, mendapat dukungan 60 orang dari luar jemaat dan 90 orang dari jemaatnya sendiri.

Dukungan itu harus dibuktikan dengan pengumpulan KTP warga. Setara mengusulkan perubahan dalam soal pendirian rumah ibadah. Di antaranya, penegasan bahwa syarat 60 orang itu dapat berasal dari agama yang sama.

Juga, sanksi bagi kepala daerah yang tidak memberikan keputusan tentang pendirian rumah ibadah dalam waktu lebih dari 90 hari.

Mudah-mudahan kritik dan masukan Setara ini diakomodasi dalam rancangan perpres ini. Agar keadilan benar-benar bisa dirasakan semua pemeluk agama dan penganut kepercayaan, tanpa terkecuali.

Yuk, kita kawal rancangan Perpresiden tentang kerukunan umat beragama ini.***

Halaman:
1
2

Berita Terkait